Pengamatan baru ini menghasilkan petunjuk tentang bagaimana bintang merah ini kehilangan massa di akhir kehidupan mereka. Saat tungku fusi nuklir mereka terbakar, sebelum meledak sebagai supernova. Jumlah kehilangan massa secara signifikan memengaruhi nasib mereka. Namun, perilaku merajuk Betelgeuse yang mengejutkan bukanlah bukti bahwa bintang itu akan meledak dalam waktu dekat. Jadi peristiwa kehilangan massa belum tentu merupakan sinyal ledakan yang akan segera terjadi.
Dupree saat ini menyatukan semua potongan teka-teki dari perilaku merajuk bintang itu. Sebelum, sesudah, dan selama letusan menjadi cerita yang koheren tentang kejang-kejang yang belum pernah terlihat sebelumnya pada bintang yang menua.
“Kami belum pernah melihat ejeksi massal besar-besaran dari permukaan bintang. Kami dibiarkan dengan sesuatu yang terjadi yang tidak sepenuhnya kami pahami. Ini adalah fenomena yang sama sekali baru yang dapat kami amati secara langsung dan selesaikan detail permukaan dengan Hubble. Kami menyaksikan evolusi bintang secara nyata," tutur Dupree.
Ledakan besar pada tahun 2019 mungkin disebabkan oleh gumpalan konvektif. Lebih dari 1,6 juta kilometer, menggelegak dari jauh di dalam bintang. Ini menghasilkan kejutan dan denyutan yang meledakkan potongan fotosfer. Meninggalkan bintang dengan area permukaan dingin yang besar di bawah awan debu yang dihasilkan oleh potongan fotosfer yang mendingin. Betelgeuse kini berjuang untuk pulih dari cedera ini.
Temuan ini diterbitkan di The Astrophysical Journal pada 2 Agustus dengan judul "The Great Dimming of Betelgeuse: a Surface Mass Ejection (SME) and its Consequences."
Source | : | Tech Explorist |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR