Mereka mendeskripsikan sumbu variasi halus fungsi otak di seluruh korteks. Mereka menemukan bahwa ada variasi halus dalam organisasi fungsional daerah otak di sisi kiri dan kanan otak.
Di sisi kiri, daerah yang terlibat dalam pemrosesan bahasa paling jauh dari yang terlibat dalam penglihatan dan sensasi. Sedangkan di sisi kanan yang disebut jaringan frontoparietal, yang bertanggung jawab atas perhatian dan memori kerja.
Baca Juga: Studi Baru: Tidak, Otak Manusia Tidak Menyusut 3.000 Tahun yang Lalu!
Baca Juga: Gangguan Saraf Baru Ditemukan, Bisa Picu Gangguan Perkembangan Otak
Baca Juga: Sama-sama Kerajaan Hewan, Apa yang Membuat Spesies Manusia Unik?
Para peneliti juga menemukan bahwa perbedaan individu dalam pengaturan fungsional ini diturunkan, yang berarti bahwa mereka sebagian dipengaruhi oleh faktor genetik.
Pada saat yang sama, sebagian besar asimetri ini di otak manusia tidak dapat dijelaskan oleh faktor genetik. Ini berarti beberapa asimetri dipengaruhi, setidaknya sebagian, oleh pengalaman orang tersebut.
Selain itu, tim menemukan bahwa otak manusia lebih asimetris daripada otak monyet. "Kemungkinan asimetri fungsional yang diamati mencerminkan interaksi efek genetik dan non-genetik yang berasal dari pengalaman pribadi," jelas Bin Wan, mahasiswa PhD di MPI CBS dan penulis utama studi.
Memang, pada orang yang lebih tua, mereka mengamati berkurangnya asimetri ke kanan, menunjukkan variasi halus di seluruh umur.
"Kami ingin memahami mengapa perbedaan halus antara belahan kiri dan kanan relevan untuk bahasa dan perhatian, dan terlibat dalam berbagai gangguan perkembangan," jelas Sofie Valk, kepala penelitian dan kelompok penelitian Cognitive Neurogenetics di MPI CBS.
"Jika kita memahami heritabilitas asimetri, ini akan menjadi langkah awal untuk memahami peran faktor genetik dan lingkungan dalam membentuk sifat ini. Kita mungkin akhirnya dapat mengetahui di mana ada yang salah ketika perbedaan antara kiri dan kanan."
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | ELife,Max Planck Institute |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR