Baca Juga: Setangkai Payung Zaman VOC, Tudung Cerita Orang Eropa dan Budaknya
Baca Juga: Histori Kengerian Imbas dari Laut Jepang yang Tercemar Merkuri
Bahkan dengan mencabut rahang, dokter memperkirakan bahwa efek jangka panjang dari uap akan memperpendek umur gadis-gadis itu.
Desakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman untuk buruh
Korban bertambah. Ada desakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para buruh. Salah satunya adalah bagaimana menghilangkan uap yang mematikan. Namun lagi-lagi, orang miskin selalu menjadi korban.
Di era industri saat itu, orang kaya menganggap orang miskin sebagai materi dan pemerintah pun menutup mata.
Sebagian besar gadis-gadis ini hidup dalam kemiskinan dan menjadi tulang punggung keluarga. Maka, mereka tidak punya pilihan selain tetap bekerja di lingkungan pabrik yang berbahaya. Selain itu, pasar tenaga kerja pun sangat kompetitif. Jadi, mereka lebih memilih bekerja alih-alih bergabung dengan para pengangguran.
Selain upah rendah, gadis-gadis ini sering didenda karena datang terlambat, membuang-buang bahan mentah, dan pelanggaran kecil lainnya.
Aksi mogok para gadis korek api
Annie Besant, membawa perubahan pada gadis-gadis buruh korek api dalam artikelnya "White Slavery in London". Ia mengungkap kondisi kerja yang mengerikan para gadis korek api. Artikel Annie Besant menjadi viral dan mendapat perhatian dari pemerintah, media, dan aktivis HAM.
Pengusaha yang takut kehilangan bisnis memutuskan untuk mengambil langkah. Mereka menyerahkan kertas perjanjian kepada para buruh. Mereka diminta untuk menandatangani surat pernyataan bahwa mereka bekerja dalam kondisi terbaik. Juga, upah tidak pernah dipotong atau ditunda.
Di luar dugaan, para gadis itu menolak untuk menandatanganinya. Salah satu pekerja yang diketahui membocorkan informasi kepada Annie pun dipecat. Tidak hanya itu, ada lebih dari 1.000 pekerja membanjiri jalan-jalan London untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
Semua tuntutan mereka dipenuhi tetapi racun fosfor putih terus merusak kehidupan para pekerja ini selama dua dekade.
Aksi mogok para gadis korek api pun membuahkan hasil. Pemerintah Inggris kemudian melarang penggunaan fosfor putih dalam produksi korek api. Mereka menetapkan pajak dan sangsi untuk hal ini. Maka penyakit rahang phossy perlahan berakhir.
Belajar dari kasus gadis korek api, serikat buruh pun dibentuk untuk melindungi dan meningkatkan taraf hidup pekerja.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR