Natinalgeographic.co.id—Bangsa Romawi meniru olahraga ini dari orang Yunani kuno. Mereka pun mengubah balapan menjadi acara tontonan akbar yang disaksikan oleh ratusan ribu orang. Pertandingan antara kereta-kereta ini dilaksanakan di tempat-tempat seperti Circus Maximus di Roma dan Hippodrome of Constantinople. Ini menjadi salah satu hiburan yang disukai oleh orang Romawi selain pertarungan gladiator. Tidak hanya itu, bahkan tim balap kereta pernah menyelamatkan Kekaisaran Bizantium dari invasi suku Hun. Bagaimana kisahnya?
Pertandingan kesukaan bangsa Romawi
Setelah kain yang dikenal sebagai mappa dijatuhkan, para kusir berdesak-desakan untuk bergerak di depan satu sama lain. Mereka berusaha untuk menyebabkan lawan mereka menabrak spinae pusat. Dan menjadi yang pertama menyelesaikan 5-7 putaran.
Penonton memiliki tim yang dijagokan, layaknya pertandingan di zaman modern. Maka tak ayal, perlombaan juga menciptakan persaingan antara penonton. Mereka dengan penuh semangat mendukung tim kereta favoritnya.
Setiap tim balap kereta dibedakan dengan warna yang berbeda: merah, putih, biru, dan hijau.
"Dukungan ini pun sering mengarah pada kekerasan antara pendukung faksi yang bersaing," tulis Sal di laman Medium. Seperti pertarungan gladiator, balap kereta juga dipolitisasi melalui patronase langsung dan manajemen oleh dermawan kaya atau pejabat negara.
Balap kereta jadi ajang perayaan yang menyatukan rakyat
Dengan runtuhnya Kekaisaran Barat, pertandingan balap kereta memudar seiring dengan kemunduran Roma. Namun di Kekaisaran Timur atau Bizantium, balap kereta terus berkembang dan bahkan diadakan dalam skala yang lebih besar.
Bagi Kekaisaran Bizantium, balap kereta dipandang sebagai cara untuk memperkuat kelas sosial dan kekuatan politik. Sedangkan bagi sang kaisar, ini menjadi hiburan utama untuk menyatukan rakyat mereka dalam perayaan.
Bagaimana balap kereta melindungi Kekaisaran Bizantium dari serangan Attila sang Hun?
Pada tahun 447 hingga 448 Masehi, Tembok Konstantinus dan Teodosia Konstantinopel rusak parah akibat serangkaian gempa bumi. Di saat yang sama, kota itu juga berada di bawah ancaman invasi oleh orang Hun. Invasi itu dipimpin oleh Attila sang Hun yang juga ditakuti oleh Kekaisaran Romawi Barat.
Theodosius II memerintahkan prefek praetorian, Constantine Flavius untuk segera memperbaiki tembok. Sehingga bisa melindungi Konstantinopel dan seluruh kekaisaran dari serangan suku Hun yang menakutkan itu.
Source | : | Medium.com,History Hit |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR