Baca Juga: Generasi Mana yang Paling Bahagia dan Sejahtera? Ini Jawabannya
Baca Juga: India Bakal Jadi Negara dengan Penduduk Muslim Terbanyak di Dunia
Baca Juga: Kenaikan Air Laut Pesisir Jawa Lebih Tinggi daripada Rata-Rata Global
Akan tetapi, tanpa ada pengaturan struktural yang tepat, pengendalian populasi justru menjadi bencana. China, misalnya, yang telah menghapus kebijakan satu anak. Melansir Vox, program itu memang membuat anak-anak China jumlahnya merosot.
Namun, negara itu kelebihan generasi tua sejak awal, dan kini memasuki usia pensiun. Alhasil, kampanye "satu anak itu baik" menjadi "Satu anak terlalu sedikit, sedangkan dua sudah cukup." Tetap saja, jumlah kelahiran di China sudah merosot pada 2020 menjadi sebesar 1,3. Kebijakan pun berubah di tahun 2021 untuk tiga anak, tetapi jumlah kelahiran turun menjadi 1,15, dan menjadikannya sebagai negara paling tidak subur di dunia.
Dengan kata lain, pada waktunya kelebihan populasi mungkin akan mencapai puncaknya. Kemudian berlanjut pada momen dunia pada krisis kekurangan populasi. Keduanya menghasilkan krisis yang perlu dipikirkan, mengenai peran gender, migrasi, kehendak bebas individu, dan kesetaraan.
Source | : | Vox,sumber lain,WWF,United Nations |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR