"Apakah ini akhir dunia? Tidak. Bisakah kita memberi makan 10 miliar orang? Mungkin. Tapi kita jelas akan lebih baik dengan populasi yang lebih kecil," ungkapnya.
Ledakan penduduk kebanyakan dari negara miskin yang memiliki masalah sosial, ekonomi, dan politik. Semakin banyak penduduk yang lahir, berarti semakin berat tantangan permasalahan yang dihadapi.
Semakin bagus fasilitas pelayanan dan sumber daya, belum tentu memberikan kemudahan akses saat situasi negara atau global mengalami kelebihan populasi. Terlebih, jika kondisinya dipadukan dengan polusi, deforestasi, pemanasan global, praktik tidak berkelanjutan, kapitalisme, kurangnya pemerataan ekonomi, krisis utang negara, dan militerisme (perang), akan menjadi lebih parah.
"Konsekuensinya termasuk peningkatan kemiskinan, kepadatan penduduk, kelaparan, cuaca ekstrem, hilangnya spesies, penyakit medis akut dan kronis, perang dan pelanggaran hak asasi manusia, dan situasi global yang semakin tidak stabil yang menandakan kekacauan dan bencana yang diyakini para pengikut pandangan Malthus," tulis Martin Donohoe dari Center for Ethics in Health Care, Oregon Health and Science University, dalam makalah di jurnal Social Science & Medicine tahun 2003.
Belum lagi fenomena perkembangan teknologi bisa menggantikan pekerja, sehingga menyebabkan banyak pengangguran. Krisis-krisis yang disebutkan di atas juga menyebabkan penyebaran imigran yang merembet ke negara-negara lainnya.
Banyak negara-negara berpenduduk banyak berusaha untuk mengendalikan populasinya seperti "Kebijakan Satu Anak" yang dilakukan China, dan "Keluarga Berencana" oleh Indonesia.
Belakangan juga usaha penurunan populasi muncul secara alami oleh kalangan generasi Z, menurut survei RubyHome--perusahaan properti. Perempuan generasi Z memiliki jumlah yang meningkat menjadi wanita karier, tetapi mereka juga menunda persalinan dan berencana memiliki anak lebih sedikit dari generasi Milenial.
89 persen wanita generasi Z merasakan hidup yang fleksibel karena tidak punya anak, dan 70 persen menghargai waktu lajangnya.
Baca Juga: Dunia Hewan: Bendungan Sungai Besar Mengancam Populasi Platipus
Baca Juga: Krisis Amazon, Bendungan PLTA Menyebabkan Kepunahan Banyak Spesies
Melirik Kasus Codeblu, Dulu Pengulas Makanan Justru Sangat Menjaga Anonimitas, Kenapa?
Source | : | Vox,sumber lain,WWF,United Nations |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR