Seberapa Akurat Secara Historis Paleo?
Karena diet paleo telah menarik perhatian orang-orang yang ingin menurunkan berat badan, diet paleo juga menarik perhatian para profesional. Banyak dari profesional ini mempertanyakan validitas klaim diet paleo bahwa nenek moyang kita sangat bergantung pada daging saja.
Ahli paleontologi telah mengumpulkan bukti tentang pola makan pemburu-pengumpul melalui fosil gigi, yang memungkinkan mereka mengungkap apa yang dimakan nenek moyang kita. Selain itu, para antropolog telah melakukan banyak pekerjaan dengan melihat suku-suku pemburu-pengumpul yang masih ada hingga saat ini dan mengamati kebiasaan makan mereka.
Faktanya, orang-orang di periode Paleolitik akan mengonsumsi sekitar 30% kalori tahunan mereka dari hewan, tetapi akan ada periode di mana mereka hampir tidak mendapatkan daging sama sekali, dan mereka terpaksa bergantung pada sumber nutrisi lain.
Antropolog yang telah mempelajari pemburu-pengumpul hari ini telah menunjukkan bahwa mereka sering kali tidak terlalu berhasil sebagai pemburu. Ditemukan bahwa suku Hadza dan Kung di Afrika gagal mendapatkan daging lebih dari separuh waktu mereka pergi berburu. Mengingat bahwa mereka sekarang berburu dengan senjata modern, ini menunjukkan bahwa itu lebih sulit bagi nenek moyang kita.
Keto, Diet Kuno untuk Kesehatan Terutama Epilepsi
Diet modern lain yang sangat populer yang sebenarnya memiliki rute sejarah adalah diet keto. Inspirasinya sedikit lebih lambat dari diet paleo, tetapi tetap bersejarah.
Pengobatan yang mirip dengan diet keto digunakan setidaknya sejak 500 SM, dan sekali lagi pada tahun 1920-an, sebagai obat epilepsi. Sejarawan berpendapat bahwa metode puasa yang digunakan, dan beberapa aspek asupan makanan menyerupai diet keto modern.
Penggunaan puasa dalam penyembuhan epilepsi disebutkan oleh Hippocrates Yunani kuno (yang akan menjadi 'Bapak Kedokteran') dalam karyanya, On the Sacred Disease. Di dalamnya, dia menjelaskan bagaimana perubahan pola makan dapat berdampak pada epilepsi.
Metode ini digunakan kembali pada awal abad ke-20 selama dua dekade sebelum pengobatan obat antiepilepsi dikembangkan. Namun, diet itu diperkenalkan kembali kepada pasien bahwa pengobatan baru tidak berhasil, yang sebagian besar adalah anak-anak.
Diet ini dipopulerkan pada periode ini oleh dua pria Amerika bernama Bernarr MacFadden dan Hugh Conklin. “Serangan epilepsi disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan di usus dan disarankan bahwa puasa selama 18 hingga 25 hari dapat menyebabkan toksin menghilang,” ujar Dr. Ananya Mandal, Conklin dikutip Ancient Origins.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR