Pelancong Yunani Pausanias juga mengunjungi situs tersebut, dan menulis bahwa tembok kota kuno masih terlihat di bawah air, meskipun pada saat itu banyak terkorosi oleh air asin. Orang Romawi kuno juga gemar berlayar di atas situs tersebut, karena mereka dapat mengagumi patung-patung kota. Lokasi Helike, bagaimanapun, hilang seiring waktu
Meskipun spekulasi tentang situs sebenarnya Helike sudah dimulai pada awal abad ke-19, baru pada akhir abad ke-20 Helike ditemukan kembali. Karena Helike adalah kota yang terendam, lokasinya merupakan salah satu misteri besar arkeologi bawah air. Namun, keyakinan bahwa kota itu tersembunyi di suatu tempat di Teluk Korintus yang membuat penemuannya mustahil.
Pada tahun 1988, arkeolog Yunani, Dora Katsonopoulou, mengemukakan kemungkinan bahwa 'poros' yang disebutkan dalam teks kuno mungkin tidak mengacu pada laut, tetapi sebuah laguna pedalaman. Jika demikian, masuk akal bahwa Helike tidak terletak di Teluk Korintus, tetapi di pedalaman, karena laguna tersebut telah tertimbun lumpur selama ribuan tahun oleh sedimen sungai. Meskipun tim menemukan kota Romawi, serta pemukiman Zaman Perunggu Awal, pada tahun 2001 tim menemukan Helike di Achaea, Yunani. Pada tahun 2012, lapisan kehancuran terungkap, yang menegaskan bahwa situs tersebut memang mirip Helike.
Sementara kota Helike telah ditemukan kembali, penggalian masih dilakukan di daerah tersebut. Hal ini penting, karena kawasan tersebut telah didiami oleh berbagai kelompok masyarakat, dan melalui pengungkapan permukiman dari berbagai periode sejarah dapat dihasilkan gambaran kawasan yang lebih lengkap, dari masa prasejarah hingga masa modern. Lagi pula, meskipun kisah Helike mungkin fantastis, itu hanyalah satu titik dalam rangkaian panjang peristiwa yang berlangsung selama ribuan tahun.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR