“Untuk mengisi kursi kosong, orang Sparta mengadakan gaya pemilihan yang aneh yaitu dengan berteriak,” jelas Robinson.
Baca Juga: Perpeloncoan dan Kekerasan Jadi Bagian dalam Pendidikan Anak Sparta
Baca Juga: Hanya di Romawi Kuno, Orang Ingin Bunuh Diri Harus Izin ke Senat
Setiap kandidat akan bergiliran berjalan ke ruang pertemuan yang besar dan orang-orang akan berteriak dan bersorak untuk menyetujuinya. Di ruangan lain, tersembunyi dari pandangan, juri akan membandingkan volume teriakan untuk memilih pemenang.
Pemungutan suara khusus untuk pengucilan dan pengasingan di Athena
Di Athena, jika seorang figur publik dipermalukan atau menjadi terlalu populer sehingga membahayakan demokrasi, ia dapat diasingkan. Pengasingan atau pengucilan ini bisa berlangsung selama 10 tahun melalui pemilihan khusus.
Dalam pemilihan pengasingan, setiap wakil akan diberikan sepotong kecil tembikar dan diminta mencoret nama seseorang yang pantas diasingkan.
“Jika setidaknya 6.000 orang menuliskan nama yang sama, orang dengan suara terbanyak akan dikeluarkan dari Athena selama 10 tahun,” kata Dickson.
Salah satu contoh terkenal adalah Themistokles, seorang pahlawan militer Athena dari Pertempuran Salamis melawan Persia. Ia diasingkan pada tahun 472 Sebelum Masehi dan meninggal di pengasingan. Ada bukti bahwa musuh politik Themistokles mengukir namanya di ratusan atau ribuan pecahan tembikar. Kemudian musuhnya itu membagikannya kepada anggota Majelis yang buta huruf.
Pemilihan umum di Romawi kuno yang memberikan hak istimewa kepada orang kaya
Republik Romawi mengaplikasikan beberapa prinsip demokrasi Athena. Bedanya, bangsa Romawi membagi pemilih berdasarkan kelas dan menciptakan sistem yang menguntungkan orang kaya.
Alih-alih memberikan suara dalam satu Majelis raksasa seperti Athena, orang Romawi memiliki tiga majelis. Yang pertama disebut Majelis Centuriate yang memilih jabatan tertinggi di Romawi. Jabatan itu termasuk Konsul, Praetor, dan Sensor. Majelis Centuriate juga bertanggung jawab untuk menyatakan perang.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR