Pemungutan suara di Centuriate Assembly dimulai dengan kelas terkaya dan penghitungan suara dihentikan segera setelah mayoritas dari 193 anggota badan tercapai. Jika semua orang kaya ingin rancangan undang-undang disahkan, atau Konsul tertentu dipilih, mereka dapat memilih sebagai blok dan mengesampingkan kelas bawah.
Di dua majelis Romawi lainnya, Majelis Suku dan Dewan Plebeian, urutan pemungutan suara ditentukan dengan membuang undi. "Suku" di Athena dan Roma tidak didasarkan pada darah atau etnis, tetapi pada wilayah geografis. Dengan cara itu, Majelis Suku berfungsi dengan cara yang sama seperti Senat Amerika Serikat. Setiap wilayah memiliki perwakilan yang setara.
Pemungutan suara dan kampanye rahasia di Republik Romawi
Beberapa aspek pemilu di Republik Romawi masih ada hingga kini. Di Athena, setiap anggota majelis mengangkat tangan dan memberikan suara secara terbuka. Sedangkan di Romawi terjadi perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Sponsor kaya menekan anggota majelis Romawi untuk memilih dengan cara tertentu, sehingga pemungutan suara harus dilakukan secara rahasia.
Pada tahun 139 Sebelum Masehi, Romawi memperkenalkan jenis pemungutan suara rahasia yang baru. “Itu adalah tablet kayu dengan selembar lilin di bagian luarnya,” kata Robinson.
Baca Juga: Hak Ayah Menjual Anak dan Tiga Fakta Aneh Lainnya di Zaman Romawi
Baca Juga: Seperti Arisan, Orang Yunani Mengundi Pejabat: Bisakah untuk Pemilu ?
Anda akan menulis suara di atas kertas lilin dan kemudian memasukkan seluruh tablet ke dalam kotak suara. Para aristokrasi sangat peduli dengan hal ini, karena mereka kehilangan sebagian kendali mereka.
Selain itu, iklan-iklan dan kampanye bukanlah hal baru. Ini telah dilakukan sejak zaman Romawi kuno.
Para arkeolog menemukan ratusan contoh iklan kampanye kuno dan grafiti politik yang dicoretkan di dinding Pompeii.
Mengenai kampanye resmi, Dickson mengatakan bahwa pencari jabatan Romawi dibatasi pada musim kampanye satu atau dua minggu. Sebagian besar kampanye dilakukan secara langsung di lapangan umum.
Warisan pemungutan suara dari zaman Romawi masih kita rasakan hingga kini, seperti kampanye dan surat suara rahasia.
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR