Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian baru telah menemukan 155 gen baru dari perjalanan evolusi kita. Beberapa di antaranya bahkan unik untuk spesies manusia saat ini.
Gen-gen baru ini berwujud kecil sehingga dikenal juga sebagai "mikrogen" yang muncul dari fragmen-fragmen DNA yang sangat kecil. Namun, bukan berarati gen-gen baru ini tidak terlalu berpengaruh bagi tubuh manusia.
Sebab, gen-gen ini diperkirakan mungkin memiliki signifikansi untuk munculnya penyakit tertentu dan cacat pertumbuhan. Jadi, seperti mutasi gen-gen tertentu, gen-gen baru ini sangatlah berpengaruh.
Para peneliti dalam proyek studi ini dapat dengan susah payah mencari bukti evolusi kita dengan melihat database gen fungsional yang sudah ada sebelumnya. Mereka menggunakan database tersebut untuk bekerja mundur dan membuat pohon evolusi yang melacak beberapa kelompok vertebrata.
“Proyek ini dimulai pada tahun 2017 karena saya tertarik pada evolusi gen baru dan mencari tahu bagaimana gen-gen ini berasal,” kata Nikolaos Vakirlis, seorang ilmuwan di Biomedical Sciences Research Center “Alexander Fleming” di Vari, Yunani, yang menjadi penulis utama dalam makalah studi yang telah terbit di jurnal Cell Reports pada 20 Desember 2022 ini.
“Gen-gen itu dibekukan selama beberapa tahun, sampai studi lain yang telah diterbitkan memiliki beberapa data yang sangat menarik, memungkinkan kami untuk memulai pekerjaan ini,” ujarnya seperti dikutip dari IFL Science.
Berbekal data ekstra, tim peneliti dalam studi ini mampu mengidentifikasi 155 gen baru berkilau yang muncul dari fragmen-fragmen DNA. Dua di antaranya cukup baru dan unik bagi manusia yang menunjukkan bahwa kita masih berevolusi.
Baca Juga: Otak Monyet Mirip dengan Manusia, Tapi Punya Perbedaan Signifikan
Baca Juga: Sama-sama Kerajaan Hewan, Apa yang Membuat Spesies Manusia Unik?
Baca Juga: Di Bawah Pergelangan Tangan Kita, Ada Bukti Manusia Masih Berevolusi
Pendekatan tersebut mendorong para peneliti ke batas dari apa yang dapat dideteksi dengan pemahaman genetika kita yang ada, tetapi itu memungkinkan mereka untuk menemukan bukti masa lalu evolusioner kita. Yang kemudian mereka lakukan adalah mengidentifikasi apakah deretan mikrogen semacam itu memiliki banyak signifikansi biologis.
“Akan sangat menarik dalam penelitian di masa depan untuk memahami apa yang mungkin dilakukan mikrogen-mikrogen ini dan apakah mereka mungkin terlibat langsung dalam segala jenis penyakit,” lanjut Vakirlis.
Kultur sel telah mengidentifikasi 44 dari 155 gen yang tampaknya terkait dengan cacat pertumbuhan. Tiga lainnya terkait dengan penanda DNA untuk penyakit termasuk distrofi otot, retinitis pigmentosa, dan sindrom Alazami.
Menetapkan signifikansi biologis penuh dari gen-gen baru ini tentu merupakan upaya yang rumit. Sebab, pengujian eksperimental pada perkembangan manusia adalah ladang ranjau etis dan akan menimbulkan banyak kontroversi karena masalah etika.
Namun, para peneliti tetap berharap bakal menemukan cara untuk menguji apa yang telah mereka temukan ini. Mereka berahap bisa mengungkap lebih banyak lagi hal terkait ini di masa depan.
“Gen-gen ini gampang untuk diabaikan karena sangat sulit untuk dipelajari, tetapi saya pikir akan semakin disadari bahwa mereka perlu dilihat dan dipertimbangkan,” ucap Aoife McLysaght, seorang ilmuwan di Trinity College Dublin yang juga menjadi penulis senior dalam laporan studi ini.
"Jika kita benar dengan apa yang kita pikir kita miliki di sini, ada banyak hal yang lebih relevan secara fungsional yang tersembunyi dalam genom manusia," tegasnya.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR