Alhasil, pada 371 SM, Thebes membuat Sparta mengalami kekalahan besar di Pertempuran Leuctra. Namun, Agesilaus melakoni sampai akhir. Hingga usia lanjut, dia terus berjuang dan mencoba mendapatkan kembali posisi Sparta sebagai kekuatan dominan di Yunani Kuno.
Memiliki kebutuhan uang, pada tahun 360 SM, ketika usianya sudah lebih dari delapan puluh tahun, Agesilaus mempekerjakan dirinya sendiri sebagai tentara bayaran untuk berperang melawan Firaun Tachos dari Mesir.
Firaun Tachos khususnya tidak terkesan, dan menghina Agesilaus ketika dia gagal memberinya komando yang signifikan dalam pasukannya. Dia malah menyerahkan raja tua untuk memimpin tentara bayaran yang dia bawa bersamanya.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Peluru Ketapel Bertulis Berusia 2.200 Tahun
Baca Juga: Mengapa Sphinx Versi Mesir Kuno dan Yunani Kuno Sangat Berbeda?
Baca Juga: Mitologi Yunani: Kisah Tragis di Balik Penamaan Rasi Bintang Andromeda
Baca Juga: Jenazah Raja Yunani Kuno Aleksander Agung Pun Jadi Penyebab Perang
Raja Sparta tua itu tidak gentar dengan penghinaan Firaun, tetapi dia tidak melupakan atau memaafkan. Tak lama kemudian, sepupu Firaun Tachos, Nectanebis, melancarkan kudeta untuk merebut tahta Mesir.
Setelah penghinaan dan perlakuan buruk yang diterimanya, Agesilaus memiliki sedikit simpati untuk Tachos, sehingga dia memberikan dukungannya ke belakang sepupu firaun untuk mengkudetanya.
Agesilaus akhirnya mampu mengalahkan Tachos. Alih-alih menguasai Mesir, raja berusia delapan puluh empat tahun itu tidak selamat dalam perjalanan pulangnya. Ia meninggal dalam perjalanan saat kapalnya berlabuh di lepas pantai Libya.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR