Nationalgeographic.co.id—Pada bulan Oktober 2022 lalu, dunia dikejutkan dengan berita tentang tewasnya 151 orang dalam kerumunan saat perayaan Halloween di Seoul, Korea Selatan.
Betapapun mengerikannya tragedi ini, tragedi itu bukanlah satu-satunya yang paling mengerikan dalam sejarah. Sejumlah tragedi pernah tercatat dalam sejarah, salah satunya seperti yang pernah terjadi di Prancis.
Tragedi ini bermula pada tanggal 30 Mei 1770, ketika ribuan warga Perancis merayakan pesta pernikahan Marie-Antoinette dengan sang raja, Louis XVI.
Pesta pernikahan ini dilangsungkan secara megah. Wajar saja, pesta pernikahan ini melibatkan pernikahan dua kerajaan, Prancis dan Austria. Mereka menikah di Istana Versailles di luar Paris.
Pernikahan ini menjadi penting karena perkawinan ini sama dengan melegitimasi keharmonisan dua rival yang pada akhirnya saling merangkul. Kedua musuh lama antara Austria dan Prancis akhirnya bersekutu melalui pernikahan ini.
Kala itu, Marie-Antoinette menjadi idola warga Prancis. Selain karena akan menjadi permaisuri kerajaan, ia juga memiliki paras yang cantik. Pesta pernikahan itu dihadiri ribuan tamu undangan, lengkap sudah.
Kemegahan ini diwarnai dengan pelepasan ledakan kembang api ke udara. Selama pertunjukan kembang api, tiba-tiba terjadi embusan angin kencang yang mencegah beberapa roket meledak di udara.
Roket-roket kembang api mulai jatuh ke tanah menuju kerumunan orang yang berkumpul untuk menyaksikan kembang api. "Ini menyebabkan ribuan orang di tengah jalannya pesta menjadi panik," tulis Shannon Quinn kepada History Collection.
Ia menulis dalam artikelnya berjudul "These Shocking Tales of Human Stampedes Ended in Tragedy" yang diterbitkan pada 22 Desember 2022.
Baca Juga: Tragedi Victoria Hall Stampede, 183 Anak Mati Terinjak di Pertunjukan
Baca Juga: Bencana Dahsyat Korsel Saat Masa Damai, Sampoong Department Store 1995
Baca Juga: Kisah Jumeokbap, Nasi Kepal yang Jadi Simbol Demokrasi Korea Selatan
Alhasil, ribuan orang mulai berlari menuju Rue Royale, yang merupakan jalan yang sangat sempit. Itu merupakan satu-satunya akses yang paling dekat untuk ribuan tamu melarikan diri dari ledakan kembang api.
Sayangnya, tidak ada cukup ruang bagi ribuan orang ini untuk melewatinya dengan mudah. Mereka berjubel berdesakan, membuat banyak di antaranya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Mereka yang terjatuh, sudah pasti terinjak-injak dalam ribuan kerumunan yang melintas di jalan Rue Royale. Beberapa laporan resmi dikeluarkan beberapa hari kemudian. Diperkirakan korban luka dalam tragedi tersebut mencapai 1.200 hingga 3.000 orang.
Kemudian, pemerintah Prancis meluncurkan jumlah kematian dalam tragedi pesta pernikahan itu mencapai 133 orang, meskipun diduga kenyataan jumlahnya masih jauh lebih tinggi lagi.
"Banyak orang menderita luka permanen yang menyebabkan mereka meninggal di kemudian hari," pungkas Shannon.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR