Nationalgeographic.co.id—Fragmen fosil dari spesies burung laut gannet yang telah punah telah ditemukan ahli paleontologi di Portugal. Burung laut berukuran besar tersebut hidup selama zaman Miosen sekitar 15 juta tahun yang lalu.
Deskripsi lengkap tentang temuan tersebut telah diterbitkan dalam Journal of Iberian Geology belum lama ini. Makalah tersebut merupakan jurnal akses terbuka yang bisa didapatkan secara daring.
Makalah tersebut dipublikasikan dengan judul "A marine bird (sulidae, Aves) from the Langhian (middle Miocene) of Penedo beach (Setúbal Peninsula—SW Portugal) and its paleoenvironmental context."
"Sisa-sisa fosil burung dari Miosen Portugal ini sangat langka, mencakup total dua belas spesimen, dari sembilan singkapan paleontologis yang terletak di Leiria (Portugal tengah), sektor selatan Semenanjung Setúbal dan sepanjang Cekungan Tagus yang lebih rendah," tulis peneliti.
"Studi ini berfokus pada spesimen baru yang ditemukan di tebing pantai Praia do Penedo Norte (Sesimbra) yang sesuai dengan tulang coracoid, dikaitkan dengan Morus sp., burung sulid, yang secara biostratigrafi dibingkai oleh nannofosil berkapur dalam Miosen tengah (Langhian)."
Untuk diketahui, burung gannet adalah burung laut yang terdiri dari genus Morus dalam famili Sulidae, berkerabat dekat dengan boobies. Genus ini mencakup tiga spesies yang masih hidup saat ini, yaitu Morus bassanus, Morus capensis dan Morus serrator.
Gannet adalah burung laut besar yang hidup di daerah pesisir dan biasanya berkembang biak dalam koloni besar, di sepanjang pulau lepas pantai atau di tebing pantai daratan. Setelah musim kawin, burung-burung ini menyebar ke wilayah yang luas.
Morus bassanus atau gannet utara adalah burung laut dan merupakan anggota keluarga gannet yang berukuran paling besar. Burung ini memiliki warna dan penampilan yang sama dengan Gannet australia.
Koloni gannet utara bisa mencapai 60.000 pasang dan gannet utara ini merupakan penyelam dengan kecepatan yang luar biasa.
“Saat ini, Morus bassanus hidup di kedua sisi Atlantik Utara, kisaran Morus capensis meluas dari perairan pesisir Teluk Guinea di pantai barat Afrika, hingga Mozambik, di pantai timur,” kata penulis utama Silvério Figueiredo, ahli paleontologi dari Instituto Politécnico de Tomar, Centro de Geociências da Universidade de Coimbra dan Centro Português de Geo-História e Pré-História, dan rekannya.
"Morus serrator tinggal di Australia Barat, dan di Kepulauan Utara dan Selatan Selandia Baru."
Ia mengatakan, di seluruh dunia ada sebelas spesies Morus yang dideskripsikan dalam catatan fosil Amerika dan Eropa.
Baca Juga: Setelah 100 Tahun, Fosil Burung Bangkai Pertama Australia Dikonfirmasi
Baca Juga: Mengapa Hanya Burung Yang Tersisa dari Era Kepunahan Dinosaurus?
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Burung Beku Bertanduk Berusia 46.000 Tahun di Siberia
Baca Juga: Temuan Beragam Fosil Dari Zaman Miosen di New South Wales, Australia
“Pekerjaan kami melaporkan kehadiran lain Morus di Eropa dan merupakan yang pertama dilaporkan di Miosen Semenanjung Iberia.”
Fosil tulang coracoid dikaitkan dengan Morus sp. ditemukan pada tahun 1996 di dasar dasar tebing Praia do Penedo Norte, Semenanjung Setúbal, Portugal.
“Kehadiran burung laut di Miosen Praia do Penedo Norte konsisten dengan catatan fosil situs paleontologi ini, di mana sisa-sisa vertebrata laut berlimpah,” kata para penulis.
Menurut mereka, lingkungan paleo laut di atas landas kontinen, seperti yang ditunjukkan oleh nanofosil berkapur yang ditemukan dalam urutan Praia do Penedo Norte, juga sesuai dengan lingkungan yang sering dikunjungi oleh burung dari genus Morus.
"Kerangka nanofosil berkapur biostratigrafi memberi tanggal spesimen ini berasal dari (periode) Langhian, Miosen Tengah, 16 hingga 14 juta tahun yang lalu," kata para peneliti.
Source | : | Sci News,Journal of Iberian Geology |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR