Perkawinan mereka diatur oleh Zeus, yang merencanakan Thetis untuk menikah dengan pria biasa daripada dewa. Jika berhasil, keduanya memiliki seorang putra fana alih-alih dewa yang hebat.
“Harapan Zeus, kelahiran putra fana itu akan membatalkan ramalan,” tambah Lesso. Namun sayang, ramalan itu tetap menjadi kenyataan. Thetis dan Peleus memiliki seorang putra bernama Achilles.
Seperti yang kita ketahui, Achilles tumbuh menjadi pahlawan perang yang hebat dan hampir tak terkalahkan, meskipun dia fana. Semua ini membuktikan bahwa seseorang tidak bisa main-main dengan takdir, bahkan jika ia adalah Zeus, raja dari semua dewa.
Pernikahan yang kacau
Sayangnya, pernikahan Thetis dan Peleus tidak berjalan sesuai rencana. Mereka mengundang kerumunan besar dewa dan dewi ke perjamuan mewah. Namun, mereka melupakan Eris, si dewi perselisihan, dari daftar undangan.
Marah karena ditinggalkan, Eris mulai menimbulkan masalah sebanyak yang dia bisa. Melayang di atas kerumunan dengan sayap besar, dia melemparkan sebuah apel emas ke tengah-tengah pesta. Apel itu bertuliskan “untuk yang tercantik”.
Baca Juga: Kisah Cinta Hercules dan Megara, Istri Pertama yang Terpaksa Dibunuh
Baca Juga: Prajurit Perempuan Amazon dari Yunani: Sejarah atau Mitologi?
Baca Juga: Asclepius, Dewa Pengobatan Yunani yang Mendapat Ilmu dari Ular
Dewi muda Hera, Athena, dan Aphrodite berebut untuk mendapatkan hadiah. Perebutan hadiah itu memicu serangkaian konflik yang pada akhirnya akan mengarah ke Perang Troya.
Thetis adalah ibu Achilles
Ini adalah peran yang paling terkenal dari Thetis. Thetis memiliki seorang putra fana bernama Achilles. Seperti yang sudah diketahui, Achilles kemudian menjadi prajurit terhebat dalam Perang Troya.
Ketika Thetis mengetahui bahwa bayi laki-lakinya adalah manusia, dia sangat terpukul. Dalam upaya untuk membuat Achilles abadi seperti sang ibu, Thetis mencelupkannya ke Sungai Styx.
Tumit Achilles dipegang dan bocah malang itu dimasukkan ke dalam sungai. Achilles menjadi hampir abadi. Sayangnya, bagian kecil tumitnya tidak tersentuh air. Tumit yang tidak terendam air Sungai Styx inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan kejatuhan Achilles. Ia tewas terpanah di bagian tumitnya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR