Nationalgeographic.co.id - Thetis adalah salah satu karakter mitologi Yunani yang kurang terkenal. Namun meski demikian, ia memiliki banyak kisah menarik seputar hidupnya. Thetis terutama dikenal sebagai ibu Achilles, salah satu pahlawan terhebat dalam mitologi Yunani kuno.
Terlahir sebagai Nereid, atau bidadari laut, Thetis adalah salah satu dari 50 anak perempuan dewa laut Yunani Nereus. Dalam Iliad gubahan Homer, karakter dan kisahnya justru tidak menonjol karena kepopuleran sang putra. Namun jika ditelusuri, Thetis memiliki kisah hidup yang tidak kalah menarik dengan Achilles putranya.
Thetis, putri Nereus dan Doris
Thetis lahir sebagai dewi laut kecil, putri Nereus, dewa Laut Aegea, dan Doris, seorang Oceanid. Tak satu pun dari dewa laut awal ini berkaitan dengan Gunung Olympus. Namun mereka tetap disembah oleh masyarakat Yunani kuno.
“Meskipun kedua orang tuanya adalah dewa, Thetis sering digambarkan sebagai bidadari laut alih-alih sebagai dewi,” tulis Rosie Lesso di laman The Collector.
Salah satu dari 50 anak perempuan, sulit membayangkan bagaimana orang tua mereka menyadari keberadaan putri-putrinya itu. Namun Thetis dikatakan sebagai salah satu putri yang paling penting. Jadi mungkin itulah mengapa namanya dikenal hingga saat ini.
Thetis ditolak cintanya oleh Zeus dan Poseidon
Thetis memiliki kehidupan cinta yang tidak menguntungkan. Pada waktu yang berbeda, ia merayu Zeus, raja para dewa dan Poseidon, dewa laut dan air.
Keduanya memang jatuh cinta pada Thetis, tetapi mundur ketika kedua dewa tersebut mengetahui ramalan tentang putranya. Ramalan tersebut menyebutkan bahwa putra yang lahir dari Thetis akan melampaui sang ayah dalam kemuliaan.
Kedua dewa ini terancam kemungkinan dibayangi oleh keturunan mereka sendiri. Maka mereka pun menolak cinta Thetis sebelum keadaan menjadi terlalu serius.
Thetis akhirnya menikah dengan Peleus
Ditolak oleh dua mantan kekasihnya, Thetis dengan enggan menikahi Peleus, raja Myrmidons dari Thessaly. Berbeda dengan Zeus dan Poseidon, suaminya itu adalah seorang manusia.
Perkawinan mereka diatur oleh Zeus, yang merencanakan Thetis untuk menikah dengan pria biasa daripada dewa. Jika berhasil, keduanya memiliki seorang putra fana alih-alih dewa yang hebat.
“Harapan Zeus, kelahiran putra fana itu akan membatalkan ramalan,” tambah Lesso. Namun sayang, ramalan itu tetap menjadi kenyataan. Thetis dan Peleus memiliki seorang putra bernama Achilles.
Seperti yang kita ketahui, Achilles tumbuh menjadi pahlawan perang yang hebat dan hampir tak terkalahkan, meskipun dia fana. Semua ini membuktikan bahwa seseorang tidak bisa main-main dengan takdir, bahkan jika ia adalah Zeus, raja dari semua dewa.
Pernikahan yang kacau
Sayangnya, pernikahan Thetis dan Peleus tidak berjalan sesuai rencana. Mereka mengundang kerumunan besar dewa dan dewi ke perjamuan mewah. Namun, mereka melupakan Eris, si dewi perselisihan, dari daftar undangan.
Marah karena ditinggalkan, Eris mulai menimbulkan masalah sebanyak yang dia bisa. Melayang di atas kerumunan dengan sayap besar, dia melemparkan sebuah apel emas ke tengah-tengah pesta. Apel itu bertuliskan “untuk yang tercantik”.
Baca Juga: Kisah Cinta Hercules dan Megara, Istri Pertama yang Terpaksa Dibunuh
Baca Juga: Prajurit Perempuan Amazon dari Yunani: Sejarah atau Mitologi?
Baca Juga: Asclepius, Dewa Pengobatan Yunani yang Mendapat Ilmu dari Ular
Dewi muda Hera, Athena, dan Aphrodite berebut untuk mendapatkan hadiah. Perebutan hadiah itu memicu serangkaian konflik yang pada akhirnya akan mengarah ke Perang Troya.
Thetis adalah ibu Achilles
Ini adalah peran yang paling terkenal dari Thetis. Thetis memiliki seorang putra fana bernama Achilles. Seperti yang sudah diketahui, Achilles kemudian menjadi prajurit terhebat dalam Perang Troya.
Ketika Thetis mengetahui bahwa bayi laki-lakinya adalah manusia, dia sangat terpukul. Dalam upaya untuk membuat Achilles abadi seperti sang ibu, Thetis mencelupkannya ke Sungai Styx.
Tumit Achilles dipegang dan bocah malang itu dimasukkan ke dalam sungai. Achilles menjadi hampir abadi. Sayangnya, bagian kecil tumitnya tidak tersentuh air. Tumit yang tidak terendam air Sungai Styx inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan kejatuhan Achilles. Ia tewas terpanah di bagian tumitnya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR