Menurut Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur Master Lü, raja pertama Dinasti Shang (1600 – 1046 SM), memotong rambut dan kukunya. “Keduanya dijadikan persembahan bagi surga untuk memohon hujan selama kekeringan di seluruh wilayahnya,” tambah Yang.
Tradisi dan takhayul seputar kuku
Pentingnya kuku juga menciptakan tradisi dan takhayul seputar pemotongan kuku. Di Dinasti Tang, tabib Sun Simiao menyimpulkan dalam Formula Esensial untuk Keadaan Darurat Senilai Seribu Keping Emas. Ia menyebutkan bahwa kuku jari tangan seseorang dipotong pada lima hari tertentu setiap tahun. Hari dihitung berdasarkan kalender kuno yang digunakan pada waktu itu.
Ketika seseorang meninggal, kuku mereka akan dipotong dan dikubur bersama mereka. Menurut Book of Rites, kumpulan teks tentang prinsip-prinsip ritual di era Zhou, kuku dan potongan kuku akan ditempatkan di peti jenazah. Selain itu, kuku juga bisa dikuburkan secara terpisah di samping jenazah. Itu mewakili hadiah berbakti kepada orang tua dan leluhur seseorang di akhirat.
Kuku juga bisa berfungsi sebagai objek kasih sayang, seperti dalam novel Dinasti Qing (1616 – 1911), Dream of the Red Chamber. Saat itu pelayan yang sekarat memilih untuk menggigit kukunya yang panjang. Ia kemudian menghadiahkan potongan tersebut kepada tuannya untuk menunjukkan cintanya.
Seni memperindah kuku
Selain berbakti, wanita juga mempercantik dan menghias kuku mereka. Cat kuku dibuat dari kombinasi putih telur, lilin lebah, dan kelopak bunga untuk memberikan warna.
Seni kuku ini mencapai puncaknya selama Dinasti Tang ketika Yang Guifei, selir favorit Kaisar Xuanzong, dikabarkan lahir dengan kuku berwarna merah. Warna kuku itu akhirnya menjadi tren di istana kerajaan.
Kuku dianggap sangat berharga dan butuh waktu lama untuk tumbuh panjang. Maka melindungi kuku juga jadi hal yang sangat penting. Pada Dinasti Ming (1368 – 1644) dan Qing, pelindung kuku atau hu zhi digunakan sebagai pelindung kuku. Pelindung kuku yang dibuat didesain dengan indah menjadi aksesoris penting para wanita bangsawan di masa itu.
Pelindung kuku biasanya terbuat dari logam, kerang, dan bahkan batu giok. Berbentuk melengkung seperti cakar, pelindung kuku dihiasi dengan berbagai desain dan motif. Peony adalah pilihan populer karena melambangkan keberuntungan dan kekayaan.
Baca Juga: Kisah Pilu Zigu, Selir di Zaman Tiongkok Kuno yang Menjadi Dewi Toilet
Baca Juga: Seberapa Kaya Kekaisaran Tiongkok hingga Membuat Eropa 'Kesal'?
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Source | : | Sixth Tone |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR