Nationalgeographic.co.id - Seiring dengan zaman yang semakin modern, gaya hidup masyarakat pun berubah. Pada era modern, perubahan tren begitu cepat sehingga masyarakat merasa perlu terus memperbarui barang yang dimiliki agar tidak merasa tertinggal. Tak hanya itu, penggunaan barang-barang sekali pakai pun semakin meningkat.
Kebiasaan beli, pakai, dan buang dalam aktivitas sehari-hari berakhir dengan penumpukkan sampah. Sampah didominasi oleh barang-barang sekali pakai seperti kantong plastik bekas belanja, sendok makan plastik dari nasi kotak, hingga sikat gigi plastik.
Seiring dengan bertambahnya konsumsi manusia, jumlah sampah yang dihasilkan pun melampaui kemampuan manusia untuk memprosesnya. Padahal, barang-barang plastik, timbunan sampah yangterus menumpuk dan mengancam lingkungan memiliki waktu yang lama untuk bisa terurai.
Dari seluruh sampah yang tidak terkelola dengan baik di daratan, sebagiannya terbawa ke sungai hingga berakhir di lautan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2020, wilayah lautan Indonesia sudah tercemar dengan 1.772,7 gram sampah per meter persegi.
Baca Juga: Polusi Plastik Menjadi Salah Satu Penyebab Terbesar Perubahan Iklim
Secara keseluruhan, jumlah sampah yang terbuang ke laut diperkirakan telah mencapai 5,75 juta ton. Adapun jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik, dengan bobot seberat 627,80 per meter persegi. Jumlah itu memiliki proporsi 35,4 persen dari total sampah di laut Indonesia pada 2020.
Ada alasan mengapa sampah di daratan bisa terbawa ke lautan, di samping karena Indonesia memiliki lebih banyak pulau daripada daratan, sistem pengolahan sampah di Indonesia pun belum maksimal.
Masih dikutip dari riset KLHK, hanya 7 persen sampah di Indonesia yang dapat dikompos dan didaur ulang. Sementara, 69 persen sisanya ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Beberapa sampah yang menumpuk juga kerap terbawa hujan sehingga mencemari air dan tanah.
Apabila kondisi ini tidak tertangani, KLHK memperkirakan pada 2030, jumlah sampah plastik di laut akan mencapai hingga 53 juta metrik ton per tahun. Pada 2050, sampah plastik akan mendominasi laut daripada ikan di lautan.
Kurangi sampah dengan zero waste
Penumpukan sampah yang mengancam kelestarian lingkungan merupakan masalah bersama. Beruntungnya, saat ini tak sedikit masyarakat yang telah memiliki kesadaran. Salah satunya, lewat gaya hidup zero waste.
Baca Juga: Sampah Plastik dari Indonesia Mencemari Negara Lain di Samudera Hindia
Dikutip dari Zero Waste Alliance, gaya hidup zero waste memiliki makna menggunakan produk sekali pakai dengan bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah. Tujuannya, tak hanya agar sampah tidak berakhir di TPA, tapi juga menjaga sumber daya dan melestarikan alam.
Terdapat lima metode zero waste yang terdiri dari 5R, yaitu refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan rot (membusukkan sampah).
Konsep refuse memiliki makna menolak penggunaan produk yang berpotensi menjadi sampah. Reduce memiliki arti mengurangi kuantitas produk untuk mengurangi sampah. Sementara, reuse memiliki makna untuk menggunakan barang kembali untuk mengurangi sampah.
Lalu, recycle memiliki arti mendaur ulang barang setelah melakukan refuse, reduce, dan reuse. Pada konsep rot, membuat sampah organik diubah menjadi kompos guna mengurangi jumlah sampah. Konsep 5R ini diharapkan mampu menjadi pegangan untuk membentuk gaya hidup tanpa sampah dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.
Memulai gaya hidup zero waste
Meski tidak serta merta dapat mengurangi tumpukan sampah, mengadopsi gaya hidup zero waste dapat membantu proses pengendalian diri agar tidak lagi konsumtif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Kabar baiknya, gaya hidup zero waste tidak terlalu sulit untuk dijalani. Sebagai permulaan, Anda bisa memulainya dari melakukan hal kecil di rumah. Misalnya, memakai lap kain daripada memakai tisu sebagai alat bersih-bersih. Dengan begitu, Anda sudah ikut berkontribusi dalam mengurangi sampah.
Baca Juga: Meniru Gaya Hidup Nol Sampah Tanpa Menggurui Ala Maurilla Imron
Ketika berbelanja, usahakan gunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali saat berbelanja selanjutnya. Hal ini juga dapat membantu mengurangi pemakaian plastik yang berbahaya bagi bumi.
Bagi Anda yang ingin memulai gerakan zero waste, tetapi tidak tahu harus memulainya dari mana, Great Eastern Life Indonesia bersama Saya Pilih Bumi akan menyelenggarakan gelar wicara (talk show) bertajuk “Reach for a Greener Tomorrow: Kolaborasi Wujudkan Gaya Hidup Zero Waste untuk Bumi".
Acara tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2023 di Salihara Art Center – Teater Salihara, Jalan Salihara No.16, Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada pukul 15.00–17.00 WIB.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan bagian dari melalui kampanye Reach for a Greener Tomorrow yang dilakukan Great Eastern Life Indonesia dan Saya Pilih Bumi untuk melestarikan lingkungan melalui gaya hidup zero waste.
Baca Juga: Menelisik Tantangan Penerapan Gaya Hidup Zero Waste di Era Modern
Pada 26 Oktober 2022, Great Eastern Life Indonesia dan Saya Pilih Bumi telahmeluncurkan konten-konten edukasi dan menyelenggarakan Instagram Live di media sosial, bersamaan dengan memperingati Hari Keberlanjutan (Sustainability Day) untuk memberikan edukasi mengenai gaya hidup zero waste.
Melalui talkshow ini,Great Eastern Life Indonesia akan memberikan insight seputar bagaimana memulai gaya hidup zero waste, serta langkah-langkah agar konsisten menerapkan gaya hidup ini.
Untuk memberikan wawasan yang lebih beragam, hadir juga tiga narasumber utama yang berasal dari berbagai bidang. Mereka adalahRamon Yusuf Tungka – Aktor dan Penjelajah, Siska Nirmala – Penggagas Gerakan Ekspedisi Nol Sampah, serta Roy Hendrata Gozalie – Head of Marketing Great Eastern Life Indonesia.
Sebagai wujud nyata dari campaign ini, Great Eastern Life Indonesia dan Saya Pilih Bumi juga akan membagikan 5.000 kantong belanja ramah lingkungan untuk masyarakat sebagai wujud nyata ajakan penerapan gaya hidup zero waste yang akan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas.
Untuk menghadiri acara ini, Anda dapat melakukan registrasi di tautan berikut.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR