Nationalgeographic.co.id—Banyak orang Jakarta mengeluh merasa konyol harus terjebak di kemacetan lalu lintas hingga selama empat jam demi sampai kantor mereka. Mereka yang mengeluh biasanya karyawan yang bermukim di Bekasi, Depok, Tangerang, dan kota-kota satelit ibu kota lainnya.
Jakarta menjadi kota yang rawan macet. Apalagi, kini mulai banyak perusahaan yang menerapkan kembali kebijakan bekerja dari kantor (WFO).
Menanggapi kemacetan Jakarta ini, sebenarnya telah ada petisi yang menuntut agar kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dikembalikan. Petisi berjudul "Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif" di Change.org telah ditandatangi oleh 26.344 orang.
"Dua tahun bisa kerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stress," tulis Riwaty Sidabutar, pembuat petisi tersebut.
"Jarak rumah dengan kantor kebanyakan orang tak jauh berbeda dengan saya. Saya, misalnya, harus menempih 20 KILOMETER buat ke kantor yang berarti setiap hari untuk pulang pergi harus saya tempuh 40 KM. Belum lagi kalau hujan. Bisa-bisa, saya terjebak kemacetan lama sekali," bebernya.
Menurut Riwaty, WFO juga belum tentu membuat kita lebih produktif. "Karena lamanya perjalanan, saya malah jadi lebih lelah, dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika saya bekerja dari rumah. Di rumah, saya merasa lebih percaya diri, lebih aman, dan juga merasa lebih nyaman."
"Oleh karena itu, saya ingin meminta agar aturan wajib WFO 100% dikaji kembali. Sebagai pekerja, ada baiknya jika kita juga diberikan pilihan untuk dapat kerja dari rumah."
"Beberapa negara, seperti Belanda sudah melakukannya. Saya yakin, Indonesia juga bisa. Saya yakin, dengan adanya aturan ini dari pemerintah, kantor-kantor akan dapat lebih fleksibel sehingga pekerja-pekerja pun bisa lebih nyaman."
Selain bikin lebih macet, WFO juga lebih tak ramah lingkungan. Sebab, kebijakan WFO pastinya akan membuat lebih banyak kendaraan berkeliaran di jalanan dan ini jelas menimbulkan emisi dan polusi.
Baru-baru ini media asal Spanyol, El Pais, mencoba menghitung serta membandingkan jumlah biaya energi dan emisi yang bisa dihemat lewat bermacam upaya di berbagai bidang atau sektor kehidupan. Di sektor transportasi, El Pais menghitung dan membandingkan besar penghematan dari WFH, penggunaan mobil listrik, hingga penggunaan angkutan umum ke kantor.
Hasil perhitungan ini mungkin bisa berbeda untuk setiap profil konsumen dan wilayah geografisnya. Namun, contoh di Spanyol ini bisa jadi gambaran dan tips umum untuk upaya gerakan penghematan energi dan emisi.
Dalam membuat perhitungan ini, El Pais bekerja sama dengan Instituto de Investigación Tecnológica (IIT) de la Universidad Pontificia Comillas (Madrid).
Source | : | El Pais,Change.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR