"Seolah-olah orang-orang Myra kuno dibangkitkan dan berlari melalui terowongan waktu bersama-sama dan datang ke zaman kita," kenang Çevik kepada timnya ketika mereka menemukan patung-patung itu.
Patung-patung itu, yang berusia 2.100 hingga 2.200 tahun termasuk pria dan wanita fana serta tokoh-tokoh ilahi seperti Artemis, Heracles, Aphrodite, Leto dan Apollo.
Mereka juga memasukkan patung-patung yang menggambarkan seorang wanita dan seorang anak, seorang anak laki-laki dengan buah-buahan, seorang penunggang kuda dan seorang wanita yang membawa hydria (bejana air Yunani kuno).
Karena "koeksistensi kolektif" dari patung-patung tersebut dan fakta bahwa koleksi tersebut mencakup patung dewa, piring nazar, dan wadah dupa, para peneliti berpikir bahwa patung-patung tersebut mungkin dibawa dari daerah pemujaan dan dibuang ke sini.
Koleksi tersebut memberikan "petunjuk penting tentang periode Helenistik Myra dan Lycia," katanya.
Beberapa patung memiliki sebagian cat yang diawetkan. Merah, biru dan merah muda digunakan "secara intens dalam nuansa yang berbeda" pada pakaian patung-patung itu, katanya.
Baca Juga: Keduanya Pemimpin Dewa di Yunani dan Romawi, Ini Beda Zeus dan Jupiter
Baca Juga: Putra-Putra Dewa Zeus yang Terkenal dalam Mitologi Yunani Kuno
Baca Juga: Benarkah Prajurit Wanita Amazon dalam Mitologi Yunani Lesbian?
Baca Juga: Mitologi Yunani Hanya Fiktif Kecuali Kisah Prajurit Wanita Amazon
Prasasti di bagian belakang beberapa patung bisa jadi merupakan nama master atau bengkel. Fakta bahwa tim menemukan lebih dari 50 kepala terakota yang hilang dari tubuh mereka menunjukkan bahwa ada lebih banyak patung di daerah tersebut yang dapat ditemukan.
Tim juga menemukan berbagai benda keramik, perunggu, timah, dan perak di sekitar terakota. Mereka berencana untuk terus menggali daerah tersebut tahun ini.
Sementara itu, tim penggalian bekerja untuk melestarikan, memperbaiki, dan merakit ratusan potongan kecil yang menjadi koleksi terakota.
Mereka berencana untuk mempublikasikan temuan mereka dan memajang terakota di Museum Peradaban Andriake Lycian di Antalya, Turki. Penggalian dipimpin atas nama Akdeniz University dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki.
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR