"Sehingga kami dapat memahami mekanisme yang mendasari mengapa pasien memiliki masalah dan gangguan kongnisi seperti ini," lanjutnya.
Usaha Hartung dilakukan sejak 2012. Dia mulai mengembangkan dan merakit sel-sel otak menjadi organoid fungsional dengan berbagai sel dari sampel kulit manusia. Sel itu diprogram ulang menjadi situasi seperti sel punca embrionik. Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi, sehingga punya kemampuan untuk berkembang menjadi sel lain yang lebih khusus untuk tubuh.
Setiap organoid yang dibuat, mengandung sekitar 50.000 sel. Hartung membayangkan bagaimana penerapannya di masa depan dengan komputer futuristik seperti itu.
Baca Juga: Akankah Kecerdasan Buatan Membantu Kita Menemukan Kehidupan Alien?
Baca Juga: Ancaman Iklim Gletser Thwaites Terpantau dengan Kecerdasan Buatan
Baca Juga: AI Bisa Jadi Editor Konten Informasi Jitu tetapi Masih Butuh Manusia
Baca Juga: Ketika Kecerdasan Buatan Menjadi Penemu, Lantas Bagaimana Patennya?
Hartung mengatakan, komputer yang aktif pada tubuh sebagai "perangkat keras biologis", di dekade berikutnya dapat meringankan tuntutan konsumsi energi dari superkomputer yang boros. Meski komputer memproses penghitungan angka dan data lebih cepat dari manusia, otak kita menjadi jauh lebih pintar dalam membuat keputusan logis yang rumit.
“Otak masih belum tertandingi oleh komputer modern,” kata Hartung. Superkomputer jenis awal sendiri pemasangannya bisa mahal, harganya bisa 600 juta dolar AS (sekitar Rp9 miliar) dan ukurannya yang sangat besar. Energi yang dibutuhkan saja bisa mencapai jutaan kali lebih banyak energi.
Organoid di beberapa dekade di masa yang akan datang bisa menggerakan sistem sepandai tikus, kata Hartung.
Dengan meningkatkan produksi organoid otak dan melatihnya dengan kecerdasan buatan, Hartung berprediksi di masa depan biokomputer lebih hebat dari superkomputer hari ini. Biokomputer dapat mendukung kecepatan komputasi, pemrosesan, efisiensi data, dan kemampuan penyimpanan yang lebih unggul.
“Diperlukan waktu puluhan tahun sebelum kita mencapai tujuan dari sesuatu yang sebanding dengan semua jenis komputer,” kata Hartung. “Tetapi jika kita tidak mulai membuat program pendanaan untuk ini, akan jauh lebih sulit.”
Source | : | John Hopkins Medicine |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR