Namun, tahun berikutnya ketika Jenderal Yuan dipromosikan, tentara Manchu menghindari Garis Pertahanan kuat yang dibangun Sun Chengzong dan bergerak menuju Beijing.
Kaisar Chongzhen harus memanggil Marsekal Sun Chengzong yang berusia 66 tahun untuk melindungi ibu kota. Jenderal Yuan juga memimpin pasukannya untuk kembali tetapi tidak mengikuti perintah Sun Chengzong.
Yuan mengikuti tentara Manchu yang berbaris mengelilingi Cina utara, dan mereka tiba di luar Beijing pada hari yang sama. Kemudian, Yuan meminta untuk memimpin pasukannya masuk ke dalam kota Beijing.
Semua aktivitas Yuan membuatnya terlihat seperti pengkhianat yang tidak mencoba melawan musuh tetapi memimpin mereka untuk tiba di ibu kota dan ingin pasukannya masuk ke dalam sehingga dia dapat mengendalikan kaisar.
Banyak orang mencurigai niat Yuan, termasuk Kaisar Chongzhen. Dia menolak untuk membiarkan Yuan memasuki Beijing dan memerintahkannya untuk berperang melawan Manchu di luar kota.
Yuan dan jenderal pemberani lainnya mengalahkan musuh, tetapi Tuan Manchu menduduki empat kota terdekat sebagai benteng pertahanan mereka, mengelilingi Beijing.
Eksekusi Kontroversial Jenderal Yuan Chonghuan
Banyak orang menyalahkan Jenderal Yuan atas kegagalan besar ini dan mengungkit kejahatannya yang lain, sehingga Kaisar Chongzhen menjatuhkan hukuman mati padanya.
Eksekusi ini banyak dikritik dalam sejarah Tiongkok karena Yuan adalah seorang jenderal yang sangat luar biasa dan pemberani yang dapat melindungi negaranya sendiri.
Jenderal Yuan tidak punya alasan untuk mengkhianati negaranya karena dia adalah komandan utama Kekaisaran Ming yang kuat, sementara Manchu hanyalah rezim nomaden yang miskin dengan wilayah kecil saat itu.
Tapi dari sudut pandang Kaisar Chongzhen, kesetiaan Yuan sangat diragukan. Dia memercayai Yuan dengan semua yang dia bisa, tetapi Yuan membunuh seorang jenderal yang setia dan berkontribusi tanpa bertanya dan membiarkan musuh berbaris di luar ibu kota.
Baca Juga: Dezong, Kaisar Tiongkok Dinasti Tang Terlibat Pemberontakan Kejam
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR