Nationalgographic.co.id - Gunung Everest adalah salah satu puncak di pegunungan Himalaya. Terletak di antara Nepal dan Tibet dengan ketinggian 8.849 meter, Gunung Everest dianggap sebagai titik tertinggi di Bumi.
Disebut juga sebagai Chomolungma dan Sagarmatha, dari mana gunung ini mendapatkan nama Everest?
Upaya selama 150 tahun untuk menetapkan ketinggian Gunung Everest
Selama lebih dari 150 tahun para ilmuwan mencoba menetapkan ketinggian persis Gunung Everest. Untuk menyelesaikannya, Nepal memerintahkan survei baru terhadap gunung tertinggi di dunia.
Orang pertama yang tercatat mendaki Everest adalah Edmund Hillary dan pemandu Tibetnya Tenzing Norgay. Mereka mendaki gunung pada tahun 1953 dan memegang rekor bersama.
Namun, catatan pertama ketinggian Everest ditemukan jauh lebih awal, pada tahun 1852. Surveyor Inggris mencatat bahwa Everest adalah puncak tertinggi di dunia dalam Survei Trigonometri Besar mereka di anak benua India.
Survei tersebut telah memetakan anak benua India sejak awal tahun 1800-an. “Mereka mengidentifikasi gunung tertinggi di dunia yang terletak di antara Nepal dan Tibet di Himalaya,” tulis Christopher Klein di laman History.
Inggris awalnya menyebut puncak setinggi 8.849 meter (29.035 kaki) itu sebagai Puncak XV. Hingga akhirnya Andrew Waugh, surveyor jenderal India, mengusulkan agar itu dinamai pendahulunya, Sir George Everest.
Siapakah Sir George Everest?
Lahir di Wales pada 4 Juli 1790, Everest menyelesaikan pendidikannya di sekolah militer di Inggris. Ia kemudian menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di India.
Setelah bekerja untuk East India Company, ahli geodesi bergabung dengan Great Trigonometrical Survey pada tahun 1818. Selama 25 tahun, ia bekerja hingga menjadi pengawas pada 1823 dan kemudian surveyor jenderal India pada tahun 1830.
George Everest kembali ke Inggris setelah pensiun pada tahun 1843 dan dianugerahi gelar kebangsawanan pada tahun 1861.
“Everest rupanya keberatan dengan usulan Waugh agar puncak tertinggi di dunia dinamai untuk menghormatinya,” kata Klein.
Orang Tibet, yang melarang tim survey melintasi perbatasannya, menyebut gunung itu Chomolungma (Dewi Ibu Dunia). Sedangkan di Nepal, puncak tertinggi itu disebut Sagarmatha atau Dewi Langit.
Saat melakukan survei di Nepal, Waugh tidak tahu jika masyarakat Nepal menyebutnya sebagai Sagarmatha.
Baca Juga: Mau ke Gunung Everest? Pahami Kondisi Jalur Pendakian dan Hal Lainnya
Baca Juga: Ternyata Everest Bukanlah Gunung Tertinggi di Bumi! Ini Penjelasannya
Baca Juga: Mengungkap Misteri Satwa Liar di Everest, Gunung Tertinggi di Dunia
George Everest berargumen bahwa penduduk setempat akan kesulitan mengucapkan namanya jika menggunakan bahasa asing. Terlepas dari argumen itu, orang Nepal memutuskan pada tahun 1865 untuk tetap menjuluki puncak tertinggi di dunia sebagai Gunung Everest.
Kontroversi seputar industri pendakian di Gunung Everest
Seiring dengan berjalannya waktu, industri pendakian di Himalaya berkembang pesat dan menjadi kontroversial. Jumlah pendakian yang meningkat menyebabkan sampah menjadi salah satu masalah utama di puncak tertinggi itu.
Suku Sherpa dieksploitasi dan cara hidup tradisional pun akhirnya terpengaruh oleh para pendaki asing. Pemandu Sherpa dihadapkan pada beberapa tingkat kematian tertinggi di bidang pekerjaan apa pun, dengan gaji yang relatif kecil.
Yang paling mengganggu, banyak pendaki yang meninggal di sepanjang jalan menuju puncak Everest. Sebagian besar tidak dibawa turun sehingga pendaki harus sering melewatinya saat pendakian ke puncak.
Sir George Everest menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di India. Everest yang berusia 76 tahun meninggal pada tanggal 1 Desember 1866, setahun setelah gunung itu dinamai menurut namanya. Tidak diketahui apakah dia pernah melihat gunung yang memiliki nama yang sama dengannya.
Source | : | National Geographic,History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR