Dua menara lainnya di Sayap Timur Hagia Sophia dibangun pada periode yang berbeda oleh pembangun yang berbeda, menurut sebagian besar ahli.
Baca Juga: Dari Sebuah Tabir Mimpi, Hagia Sophia yang Menawan Mulai Berdiri
Baca Juga: Mengapa Kekaisaran Ottoman Mengubah Hagia Sophia Menjadi Masjid?
Baca Juga: Goresan Sejarah Hagia Sophia, Satu Kubah yang Menaungi Tiga Agama
Baca Juga: Hagia Sophia, Wajah Harmoni Peradaban Umat Manusia dalam Budaya Turki
“Dasar menara (di Sayap Barat Hagia Sophia) jauh lebih besar daripada dasar menara masjid lainnya. Di Masjid Sultanahmet di seberang Hagia Sophia, Anda tidak akan melihat blok-blok berat sebanyak ini di dasar menaranya," kata para peneliti.
"Itu menunjukkan Sinan bahkan juga ingin menggunakan menara sebagai penopang untuk menyangga bangunan."
Hasilnya, karya Sinan benar-benar bertahan hingga berabad-abad lamanya. Jika bukan karena restorasi yang dilakukannya, orang-orang bisa jadi hanya akan membicarakan reruntuhan Hagia Sophia saat ini.
Sinan lahir di Kayseri, sebuah kota di Anatolia tengah, pada akhir tahun 1490-an. Ada berbagai teori tentang asal-usulnya.
Beberapa sejarawan mengatakan dia adalah keturunan Yunani, beberapa mengatakan dia adalah orang Armenia, dan banyak yang lain mengatakan dia adalah seorang Albania atau seorang Turki Kristen dan bahwa dia masuk Islam dan akhirnya menetap di Istanbul, di mana dia dilatih sebagai seorang arsitek.
Sepanjang hidupnya, sang arsitek legendaris telah mengawasi proyek konstruksi besar-besaran di seluruh Kekaisaran Ottoman, dari Masjid Suleymaniye yang megah di Istanbul, hingga jembatan, karavan, madrasah, dan struktur lainnya. Dia merancang lebih dari 300 bangunan bersejarah.
Source | : | TRT World,Hurriyet Daily News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR