“Beberapa penopang ini juga dibangun pada zaman Byzantium. Tapi kami memahami bahwa kubah Hagia Sophia memberi tekanan luar biasa pada sisa struktur, jadi Sinan menempatkan penyangga batu di sekitar bangunan untuk meringankan bebannya."
Ia mengatakan, Sinan bahkan bereksperimen dengan teknik penyangga layang, yang umum dalam arsitektur Eropa, di Sayap Timur Hagia Sophia.
Sinan juga memperbaiki beberapa elemen lain di dalam bangunan termasuk menara, mihrab, mimbar, dan lantai dan menggabungkannya dengan seni Ottoman.
Struktur Hagia Sophia juga diperkokoh dengan membangun enam menara dan menambahkan setengah kubah pada bagian timur dan barat bangunan. Ia juga memasang tali baja di sekitar bangunan untuk menahan gempa bumi.
"Ini jelas menunjukkan upaya yang intens untuk benar-benar memperbaikinya," katanya.
"Tanpa intervensi penting Sinan, Hagia Sophia dan struktur pelengkapnya mungkin tidak akan sampai ke era sekarang."
Yasin Karabacak, seorang peneliti Turki yang juga menulis buku tentang Hagia Sophia mengatakan kepada Hurriyet Daily, setelah perbaikan yang dilakukan Sinan, hampir tidak diperlukan lagi perbaikan setelahnya.
"Meskipun kubah besar Hagia Sophia (hampir) runtuh dan membutuhkan beberapa renovasi akibat keruntuhan sebagian di masa sebelum Ottoman, selama era Ottoman dan setelahnya, kami tidak melihat (lagi) kebutuhan jangka panjang untuk perbaikan. Alasan utamanya adalah Arsitek Sinan,” katanya.
"Ketika Anda memperhatikan menaranya secara khusus, Anda dapat dengan jelas melihat tujuannya untuk mendukung bangunan dengan kehadirannya yang kuat."
Padahal, selama karir luar biasanya, Sinan sebenarnya dikenal sangat menyukai menara tipis yang dibangun secara estetis. Namun demi menyelamatkan struktur megahnya, dia memilih daya tahan daripada selera estetisnya dan membangun menara tebal di Sayap Barat Hagia Sophia.
Source | : | TRT World,Hurriyet Daily News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR