Alasan lain untuk Perang Salib berasal dari keinginan Gereja untuk memblokir setiap serangan Islam ke tanah Kristen. Pada tanggal 27 November 1095, Paus Urbanus II berpidato di mana dia mendesak umat Kristiani untuk bangkit melawan umat Islam di Tanah Suci.
Pada saat itu, umat Islam menguasai Spanyol dan sebagian Eropa Timur. Ribuan orang menanggapi panggilan itu dan mengangkat pedang, tetapi hanya sekitar 1.000 orang yang berhasil sampai ke Yerusalem.
Orang-orang Kristen barat bersatu dengan Bizantium di timur dan pada tahun 1099, Tentara Salib, dipimpin oleh Godfrey dari Bouillon, merebut kembali Yerusalem dari Turki setelah pengepungan selama lima minggu.
Ketika tempat-tempat suci berada di tangan orang Kristen, orang Barat mulai melakukan perjalanan ke daerah tersebut dalam jumlah rekor. Di luar tembok kota, kehidupan berbahaya dan ada kebutuhan akan layanan pengawalan saat Ksatria Templar pertama muncul.
Selama perang salib ketiga, orang-orang Kristen dihancurkan di pertempuran Hattin. Itu adalah satu-satunya bencana militer terburuk di tanah suci dan salah satu kekalahan terburuk bagi agama Kristen.
Para Templar semuanya dibunuh oleh penakluk Muslim mereka yang akan merebut kota Yerusalem beberapa bulan kemudian. Perang salib selanjutnya oleh generasi selanjutnya akan dikenal sebagai kegagalan.
Ketika mereka kembali ke rumah setelah perang salib pertama pada tahun 1128, para Templar kaya dan berpengaruh dan tidak menjawab siapa pun kecuali paus. Mereka juga tidak perlu membayar pajak dan diizinkan melintasi perbatasan negara-negara Eropa tanpa batas.
Sejak tahun 1150, mereka berhenti menjaga jalan menuju Yerusalem. Sebaliknya, mereka merancang sebuah sistem yang memungkinkan peziarah bepergian tanpa uang tunai dan barang berharga yang mungkin membuat mereka menjadi target. Para Templar memasuki bisnis perbankan dan Kuil (loji lokal) didirikan di seluruh Eropa, menarik simpanan kekayaan yang sangat besar.
Layanan yang ditawarkan para templar menjadi model untuk sistem perbankan saat ini, seperti transfer uang, program pensiun, dan cek perjalanan. Kekayaan mereka menjadikan mereka bankir terkemuka di zaman mereka dan perusahaan multinasional barat pertama.
Baca Juga: Temuan Koin Antik yang Berkisah Penaklukan Muslim oleh Tentara Salib
Baca Juga: Eksekusi Sadis dan Kematian Mengerikan Tahanan Romawi di Koloseum
Baca Juga: Mimar Sinan, Arsitek Legendaris Ottoman yang Merestorasi Hagia Sophia
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR