Nationalgeographic.co.id—Ketertiban umum di Romawi adalah prioritas bagi para elit. Maka tidak heran jika mereka merancang serangkaian hukuman mengerikan untuk kejahatan serius.
Akibatnya, hari yang menyenangkan di Koloseum melibatkan beragam pertunjukan tontonan eksekusi Romawi di depan umum.
Siapa yang mendapat hukuman mati di koloseum?
Selama empat setengah abad koloseum digunakan, program permainan dan pertunjukan tidak pernah berubah. Flavian Amphitheatre, seperti yang disebut oleh orang Romawi, menjadi tuan rumah hiburan beragam pertunjukan. Acara tidak hanya mencakup pertarungan hewan dan pertunjukan berburu di pagi hari.
Sekitar tengah hari, penonton dapat menyaksikan eksekusi orang-orang yang telah melakukan kejahatan berat. Sore harinya pertarungan gladiator berlangsung.
Mengapa eksekusi dilakukan di depan umum dan ditonton oleh banyak orang? "Ini sebagai peringatan akan konsekuensi dari kejahatan serius," ungkap Mauro Poma dilansir dari laman Ancient Origins.
Awalnya, mayoritas orang yang dihukum mati adalah pembelot, pemberontak, dan buronan. Tetapi kemudian hukuman ini diperluas ke tahanan perang serta jenis kejahatan lainnya.
Daftar kejahatan yang mendapat hukuman mati cukup panjang. Pengkhianatan, pemberontakan melawan otoritas, perusakan tanaman, pencurian malam hari, membakar rumah, pemerkosaan, penipuan pelanggan, pencemaran nama baik kuil, pelanggaran janji, pencurian ternak atau tanaman, sumpah palsu, mengubah batas wilayah lapangan secara sewenang-wenang, dan banyak lagi alasan untuk hukuman mati.
Ada juga perbedaan apakah terpidana adalah warga negara Romawi atau bukan. Bagi orang Romawi, metode eksekusi Romawi adalah melalui pemenggalan kepala. Cukup mengejutkan, ini adalah cara yang terhormat untuk mati, karena menghindari kematian yang lambat, sangat brutal atau penghinaan publik.
Di luar orang Romawi, mereka dieksekusi dengan berbagai cara lain. "Ini tergantung pada kejahatan yang dilakukan dan status sosialnya," tambah Poma.
Metode eksekusi
Ada berbagai macam metode eksekusi Romawi. Beberapa orang dibakar hidup-hidup (crematio atau ad flammas), ditusuk dengan pedang (ad gladium). Yang lainnya disalibkan (crucifixio), dilemparkan ke hewan liar (ad bestias).
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR