Peristiwa yang tidak terduga ini ditemukan terjadi di hampir sepertiga wilayah (31 persen) yang dinilai di mana pengamatan dianggap cukup andal antara tahun 1959 dan 2021, seperti gelombang panas Amerika Utara Barat tahun 2021.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Bila Keringat Kita Tak Lagi Efektif Lawan Suhu Panas?
Baca Juga: Kelembapan Udara Memperparah Dampak Gelombang Panas di Perkotaan
Baca Juga: Seruan Ilmuwan, 20.000 Kematian di Eropa Terkait Gelombang Panas
Baca Juga: Tahun Panas Bagi Indonesia: Gelombang Panas Ekstrem Asia dan El Nino
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim, Gelombang Panas Menghantam Dasar Lautan
"Kita harus siap menyelamatkan nyawa. Kami telah melihat beberapa gelombang panas yang paling tak terduga di seluruh dunia menyebabkan kematian terkait panas di puluhan ribuan. Dalam penelitian ini, kami menunjukkan bahwa peristiwa pemecahan rekor seperti itu dapat terjadi di mana saja. Pemerintah di seluruh dunia perlu bersiap," tegas rekan penulis Dann Mitchell, Profesor Ilmu Atmosfer di University of Bristol Cabot Institute for the Environment.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia menyebabkan peningkatan frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas, yang berpotensi menyebabkan ribuan kematian berlebih secara global.
Dengan meningkatkan pemahaman kita tentang di mana masyarakat mungkin memang belum siap menghadapi iklim ekstrem ini dapat membantu memprioritaskan mitigasi di wilayah yang paling rentan.
Sebagai pengakuan atas konsekuensi berbahaya dari perubahan iklim, dibuktikan dengan karya para ahli iklimnya, pada tahun 2019 University of Bristol menjadi universitas Inggris pertama yang mendeklarasikan darurat iklim.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR