Seorang sarjana Konfusius biasanya memimpin kantor layanan kesehatan tingkat tinggi, dibawahnya ada dokter yang telah lulus pemeriksaan kesehatan pegawai negeri. Pada era dinasti Joseon ini, masyarakat sangat terstratifikasi, mengistimewakan leluhur, dan memiliki pengetahuan filofosi yang tinggi.
Baca Juga: Alasan Dinasti Joseon Korea Mengeklaim sebagai Penerus Ming Tiongkok
Baca Juga: 500 Tahun Berkuasa, Ini Peran Dinasti Joseon dalam Sejarah Korea
Baca Juga: Kenapa Banyak Sekali Orang Korea Selatan yang Punya Nama Kim?
Hanya mereka yang memiliki kebaikan latar belakang keluarga dan nilai kelulusan pada ujian pegawai negeri dapat diangkat ke posisi tertinggi seperti pemimpin pelayanan kesehatan di fasilitas layanan kesehatan besar. Pepatah populer selama dinasti Joseon memperingatkan penduduk "Jangan menerima obat dari seorang dokter yang bukan dari dokter generasi ketiga"
Tahun 1910 Dinasti Joseon mulai kehilangan sebagian besar kekuasaannya. Sisa-sisa otonomi berakhir ketika Jepang menjadikan Korea sebagai koloni dibawah kendali langsung Jepang. Pengaruh modernisasi mulai masuk, obat tradisional Korea berangsur tergantikan dengan obat yang lebih dianggap cocok dengan dunia modern, biomedis diimpor dari Barat. Akhir dari pemerintahan kolonial Jepang menciptakan dua pemerintahan dengan kebijakan pengobatan yang berbeda.
Pengobatan tradisional Korea berusaha mengadaptasi dengan pengobatan modern dengan standardisasi dan mekanisme agar cocok dengan pengobatan modern kehidupan perkotaan. Baik yang diresepkan atau tidak, tampilan obat tradisional ini pun mengikuti perkembangan saat ini baik dalam bentuk pil, butiran, atau cairan yang diproduksi secara massal tidak berbeda dengan tampilan obat produksi pabrik farmasi.
Banyak orang Korea tetap yakin bahwa untuk masalah kesehatan tertentu, pengobatan tradisional lebih efektif dibanding pengobatan modern. Mereka menganggap sebagai warisan budaya tradisional yang layak dilestarikan. Walaupun beberapa variasi pengobatan tersebut juga berasal dari pengobatan Tiongkok. Pengobatan tradisional berkembang bersama pengobatan modern dalam hubungan saling melengkapi.
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR