Nationalgeographic.co.id—Sejarah kota suci kuno Nippur menjadi salah satu kisah yang paling menarik di Timur Tengah. Bagaimana tidak? Nippur pernah diakui sebagai ibu kota agama penting dan rumah bagi dewa Enli dalam budaya Mesopotamia.
Terletak di Irak selatan antara kota Baghdad dan Basra, Nippur memiliki umur yang sangat panjang dibandingkan dengan kota-kota sekitarnya, yang berlangsung dari hampir 5000 SM hingga 800 Masehi.
Nippur tidak dikenal pada puncaknya sebagai ibu kota politik. Nyatanya, ia jarang terlibat dalam politik sama sekali pada masanya.
Sejarah kota ini malah dikenal sebagai kota suci sebagai rumah Enlil, dewa Mesopotamia kuno yang dikenal karena kekuatannya atas udara, angin, bumi, dan badai.
Karena Nippur dianggap sebagai tempat suci, diyakini bahwa tempat ini berumur panjang. Bahkan dalam perang, kedua belah pihak sangat menghormati dan melindunginya dari kehancuran besar serta ketakutan akan murka dewa.
Meskipun Nippur tidak secara khusus merupakan ibu kota politik, namun tetap memainkan peran penting dalam politik Mesopotamia. Hal ini karena statusnya sebagai kota suci dan rumah bagi Enlil dan dewa lainnya.
Raja-raja di kota-kota setempat sering meminta pengakuan dari kuil Enlil, yang disebut Ekur, dengan imbalan menyediakan tanah, batu berharga, dan barang-barang lainnya kepada penduduk Nippur.
Mereka juga akan menyediakan pria untuk membangun dan memulihkan kuil dan bangunan penting lainnya di seluruh kota untuk kebaikan para dewa.
Bahkan setelah perang, langkah pertama seorang raja sering kali adalah membawa barang-barang hasil perang untuk dikorbankan kepada Enlil dan dewa-dewa lain sebagai rasa terima kasih atas perlindungan.
Sumbangan mewah ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kekayaan dan kesuksesan Nippur dari waktu ke waktu.
Kisah Menarik dari Kota Nippur
Budaya Mesopotamia, kisah Enlil, dan kejatuhan terakhir Nippur adalah bagian penting dari kisah menarik kota suci kuno ini. Dengan menganalisis masa lalu, kita dapat lebih memahami langkah-langkah yang harus kita ambil di masa mendatang untuk menghormati dan melestarikan situs berharga ini.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR