Namun, pemerintahan Louis Antoine berumur pendek. Ketika berita deklarasinya sampai ke elit politik dan pemimpin militer, menjadi jelas bahwa klaimnya kurang legitimasi dan dukungan luas.
"Upayanya untuk memperkuat posisinya disambut dengan skeptisisme dan tentangan," imbuh Tapalaga. Kehadirannya di tampuk kekuasaan hanya menjadi bahan sorotan elit politik Prancis.
Terjadi kecaman dan pertentangan dari berbagai pihak elitis di Prancis, yang pada akhirnya menyebabkan Louis Antoine mengumumkan pengunduran dirinya hanya 20 menit setelah ia mendeklarasikan diri sebagai penerus Charles X.
Begitu juga Marie-Thérèse Charlotte, ia sempat mendapat gelar sebagai Ratu Prancis meski hanya selama 20 menit pada 2 Agustus 1830. Ketika Louis Antoine menandatangani pengunduran dirinya, jabatan Ratu Prancis juga dilepaskan oleh Marie.
Meskipun waktu singkatnya sebagai raja, pemerintahan singkat Louis Antoine meninggalkan dampak abadi pada sejarah Prancis. Keberaniannya dalam merebut tahta, meski tidak berhasil, telah memunculkan adanya respon politik dari pemerintahan absolut.
Louis menunjukkan iklim politik yang intens dan aspirasi sipil dalam mencari perubahan di Prancis. Ini menunjukkan kerapuhan transisi kekuasaan dan peran persepsi dan legitimasi dalam menentukan legitimasi penguasa.
Sepotong episode singkat Louis Antoine juga menyoroti kompleksitas dan tantangan narasi sejarah dunia. Klaimnya atas tahta dan turun tahta berikutnya dibayangi oleh peristiwa Revolusi Juli dan kebangkitan Louis Philippe.
Akibatnya, ceritanya relatif tidak jelas, sering diturunkan menjadi catatan kaki di buku-buku sejarah dunia. Namun, pentingnya tindakannya yang berani dan implikasinya untuk saat itu tidak dapat diabaikan.
Pemerintahan singkat Louis Antoine di Prancis yang hanya berumur 20 menit, dapat berfungsi sebagai pengingat akan sifat sejarah yang tidak dapat diprediksi dan tindakan individu yang mengubah jalannya takdir sejarah.
Sementara klaimnya atas tahta Prancis tidak bertahan lama, itu berdiri sebagai bukti aspirasi, ambisi, dan impian mereka yang berani menantang status quo, meski hanya sesaat.
Kisah Louis Antoine, pria yang memegang gelar raja hanya selama 20 menit, adalah kisah ambisi yang menawan, pergolakan politik, dan sifat kekuasaan yang sementara.
Klaimnya yang berani selama hari-hari penuh gejolak Revolusi Juli mencerminkan aspirasi dan frustrasi era yang mencari perubahan. Tindak tanduk Louis Antoine memunculkan adanya politik koreksi dalam sejarah Prancis.
Meskipun pemerintahannya mungkin berumur sangat singkat, warisan dari tindakan beraninya terus membangkitkan minat dan menumbuhkan rasa ingin tahu, menjadi bukti adanya sifat sejarah dunia yang terus berkembang.
Akhir hidup dari Louis Antoine yang fenomenal tidak banyak dikisahkan. Diketahui bahwa ia wafat di Gorizia, Kekaisaran Austria, pada 3 Juni 1844 di usia 68 tahun. Ia meninggalkan Marie-Thérèse Charlotte tanpa seorangpun anak.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR