Nationalgeographic.co.id—Raijin adalah salah satu dewa petir terpenting dalam mitologi Jepang. Dia adalah dewa tertua di antara semua dewa Shinto.
Shinto adalah agama paling dominan di Jepang saat ini, diikuti oleh agama Buddha, dengan banyak dewa yang mewakili berbagai kekuatan alam dan keberadaan.
Raijin adalah keturunan langsung dari Izanagi dan Izanami, dua dewa mitologi Jepang yang turun dari surga untuk menciptakan pulau-pulau di Jepang. Raijin memiliki saudara laki-laki dan perempuan yang tak terhitung banyaknya.
Bersama dengan saudaranya Fujin, dewa angin, Raijin bertanggung jawab atas semua cuaca buruk yang melanda Jepang.
Jepang mengalami banyak cuaca buruk. Patung Raijin yang menakutkan di seluruh Jepang adalah bukti popularitas dan penggambaran yang tersebar luas dari sang dewa guntur. Ini adalah tanda dari rasa hormat orang-orang pulau terhadap cuaca badai.
Penampilan Raijin dalam Mitologi Jepang
Setiap orang Jepang tahu seperti apa rupa Raijin, karena ada patung dan foto dirinya di seluruh Jepang. Dia biasanya digambarkan sebagai sosok yang besar dan berotot (walaupun pematung suka memberinya perut gendut) dengan wajah yang menakutkan. Kadang-kadang dia memiliki tanduk, sementara di lain waktu dia hanya memiliki rambut liar yang menentang gravitasi.
Banyak gambar Raijin menunjukkan dia dengan tiga jari di masing-masing tangan. Tiga jari masing-masing mewakili masa lalu, sekarang dan masa depan. Terkadang dia ditampilkan dengan kulit merah, tapi ini bervariasi.
Bagaimanapun dia ditampilkan, tidak salah lagi penampilan iblisnya. Tentu saja, dia terlihat mirip dengan saudaranya Fujin, tetapi Anda dapat dengan mudah membedakan mereka, karena Fujin selalu membawa sekantong angin bersamanya.
Di beberapa bagian Jepang, makhluk mitologi Jepang ini dikenal sebagai Raiden dan ditampilkan hanya sebagai pria berjubah dengan topi jerami.
Asal-usul Raijin dalam Mitologi Jepang
Dalam mitologi Jepang, Raijin sebagai dewa guntur berbagi sejarah terkait erat dengan orang tuanya, Izanagi dan Izanami. Raijin adalah salah satu dari sekian banyak dewa yang lahir dari kedua dewa ini setelah mereka menciptakan Jepang.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR