O-dachi, Pedang Besar Kekaisaran Jepang
Meskipun pedang biasanya bukan senjata utama di medan perang abad pertengahan, o-dachi/nodachi adalah pengecualian. Kata ini berarti "pedang besar".
Senjata Jepang yang mengesankan ini adalah versi katana yang diperbesar. Michael menjabarkan, sama seperti zweihander atau claymore, “senjata ini digunakan oleh tentara elit dalam pertempuran untuk mematahkan formasi tombak, atau dapat digunakan sebagai senjata kavaleri.”
Panjang bilah o-dachi bisa mencapai 1 meter - sepertiga lebih panjang dari katana. Ukurannya yang panjang, senjata ini sukar untuk digunakan.
Beberapa orang yang menguasai senjata ini adalah para pejuang yang tangguh. Saat ini, sebagian besar o-dachi disimpan di kuil Shinto sebagai persembahan.
Senjata Api Tanegashima
Meskipun samurai selalu diasosiasikan dengan pedang katana, faktanya senjata api merupakan salah satu favorit mereka. Para samurai, terutama mereka yang melayani Oda Nobunaga, tidak ragu untuk menggunakan senjata api.
Tanegashima mendapatkan namanya dari pulau di mana sebuah kapal Portugis karam pada tahun 1543. Kapal ini, di antaranya, membawa kiriman senapan matchlock.
Kaut pada masanya, senjata ini mampu menembus lapis baja. Namun demikian, senjata ini kurang dapat diandalkan, “butuh waktu satu menit untuk mengisi dan menembakkan satu peluru,” jelas Michael.
Prajurit yang berada di barisan terdepan akan menembakkan satu tembakan ke arah target yang mendekat, lalu segera mundur untuk mengisi ulang peluru. silih berganti, barisan kedua akan maju, menembak, dan mundur.
Dengan cara ini, senjata api Kekaisaran Jepang ini dapat menjadi salah satu kekuatan yang paling dahsyat di medan perang.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR