Selama perang saudara, klan samurai Minamoto dan Taira menjadi terkenal. Mereka bertarung satu sama lain selama Pemberontakan Heiji tahun 1160.
Setelah kemenangan mereka, Taira mendirikan pemerintahan pimpinan samurai pertama dan Minamoto yang kalah diusir dari ibu kota Kyoto.
Periode Kamakura dan awal Muromachi (Ashikaga)
Kedua klan bertempur sekali lagi dalam Perang Genpei tahun 1180 hingga 1185, yang berakhir dengan kemenangan Minamoto. Setelah kemenangan mereka, Minamoto no Yoritomo mendirikan Keshogunan Kamakura.
Minamoto mempertahankan kaisar sebagai pemimpin boneka. Klan Minamoto menguasai sebagian besar Kekaisaran Jepang hingga tahun 1333.
Pada 1268, ancaman eksternal muncul. Kubilai Khan, penguasa Mongol dari Dinasti Yuan Kekaisaran Tiongkok, menuntut upeti dari Kekaisaran Jepang. Ketika Kyoto menolak untuk mematuhi, pasukan Mongol menyerbu.
Untungnya bagi Jepang, topan menghancurkan 600 kapal Mongol. “Bahkan armada invasi kedua pada tahun 1281 juga mengalami nasib yang sama,” tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco.
Terlepas dari bantuan alam yang luar biasa, serangan Mongol sangat merugikan Kamakura. Klan itu tidak dapat menawarkan tanah atau kekayaan kepada para pemimpin samurai yang mendukung pertahanan Kekaisaran Jepang.
Selain itu, shogun yang melemah menghadapi tantangan dari Kaisar Go-Daigo pada tahun 1318. Setelah diasingkan pada tahun 1331, kaisar kembali dan menggulingkan keshogunan pada tahun 1333.
Pemulihan Kemmu atas kekuasaan kekaisaran hanya berlangsung selama 3 tahun.
Pada tahun 1336, Keshogunan Ashikaga di bawah Ashikaga Takauji menegaskan kembali pemerintahan samurai. Keshogunan baru ini lebih lemah daripada Keshogunan Kamakura.
Polisi daerah yang disebut daimyo mengembangkan kekuatan yang cukup besar. Mereka pun turut campur dalam garis suksesi keshogunan.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR