Nationalgeographic.co.id - Tim arkeolog di Mesir mengumumkan telah menemukan pusat pembuatan mumi kuno di Saqqara, Mesir. Pusat pembuatan mumi tersebut digunakan pada masa Kekaisaran Makedonia, di bawah pemerintahan Alexander yang Agung, saat menguasai Mesir sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Selama enam tahun berturut-turut, misi arkeologi Mesir telah berhasil mengungkap dua tempat pembuatan mumi manusia dan hewan yang terbesar dan terlengkap.
Ada dua tempat pembuatan mumi kuno yang ditemukan, satu untuk manusia dan satu lagi untuk hewan. Diperkirakan, tempat pembuatan mumi tersebut berusia sekitar 2.300 tahun dan digunakan antara akhir dinasti ke-30 dan periode Ptolemeus awal.
Selama waktu itu, Mesir kehilangan kemerdekaannya, pertama ditaklukkan oleh Persia dan kemudian oleh pasukan Makedonia Alexander Agung.
Setelah kematian Alexander pada tahun 323 SM, salah satu jenderalnya, Ptolemeus I, mengambil alih Mesir, dan keturunannya memerintah negara tersebut selama hampir tiga abad.
Tempat pembuatan mumi manusia terbuat dari batu bata lumpur dan berisi dua tempat tidur yang digunakan untuk membalsem manusia.
Dalam konferensi pers internasional, Ahmed Eissa, Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir, mengumumkan langsung penemuan arkeologi baru tersebut di kawasan barang antik Saqqara.
Upacara pengumuman dihadiri oleh Mayor Jenderal Ahmed Rashid, Gubernur Giza, Dr. Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan, 47 duta besar negara asing di Kairo beserta istri mereka, direktur lembaga asing di Kairo, sejumlah pemimpin kementerian, Dewan Tertinggi Kepurbakalaan, dan lebih dari 200 kantor berita dan surat kabar Mesir, Arab, dan internasional.
Menteri Pariwisata dan Purbakala memulai konferensi pers dengan menyampaikan pidato saat ia menyambut para hadirin, mengungkapkan kebahagiaannya berada di kawasan barang antik Saqqara.
Saqqara dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dari pemakaman Memphis yang terdaftar di Daftar Warisan Dunia UNESCO, yang juga merupakan museum terbuka yang menyoroti sebagian besar periode sejarah Mesir kuno.
Tempat pembuatan mumi manusia yang terungkap, merupakan bangunan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari batu bata lumpur, yang bagian dalamnya terbagi menjadi beberapa ruangan yang berisi dua tempat tidur untuk pembalseman manusia dengan ukuran panjang sekitar dua meter, lebar satu meter dan tinggi 50 cm.
Tempat tersebut tersusun dari beberapa balok batu yang dilapisi terpal, di bagian atas terdapat lapisan mortar dengan kemiringan yang diakhiri dengan talang, menandakan bahwa di dalamnya ditemukan bejana gerabah dalam jumlah yang banyak.
"Dan sisa-sisa alat dan resin yang digunakan dalam proses pembalseman ditemukan di dalamnya," kata perwakilan dari Kementerian Pariwisata & Purbakala Mesir dalam sebuah pernyataan.
Sedangkan tempat pembuatan mumi hewan memiliki sejumlah besar bejana gerabah dan alat-alat yang digunakan untuk pembalseman.
Di Mesir, hewan seperti kucing, anjing, dan burung yang terkait dengan dewa secara rutin dikorbankan dan dimumikan untuk penguburan dan ritual Mesir kuno.
Beberapa penguburan hewan ditemukan di sana, dan tempat itu mungkin digunakan untuk membuat mumi hewan yang terkait dengan Bastet, dewi Mesir kuno yang digambarkan seperti kucing, menurut pernyataan tersebut.
Di dekat tempat pembuatan mumi itu, para arkeolog juga menemukan dua makam yang tampaknya sudah dibangun jauh sebelum bengkel.
Satu dibangun untuk seorang pria yang, menurut prasasti hieroglif, hidup sekitar 4.400 tahun yang lalu dan memegang banyak gelar, termasuk "direktur juru tulis", kata Kementerian Pariwisata & Purbakala Mesir.
Makam kedua berumur sekitar 3.400 tahun dan dibangun untuk seorang pendeta. Tidak jelas sisa-sisa manusia apa, jika ada, yang ditemukan di kedua makam ini. Namun, setidaknya satu sarkofagus ditemukan.
Juga di dekat bengkel, di ceruk di dalam dinding, para arkeolog menemukan patung alabaster setinggi sekitar 3 kaki (1 meter) yang menggambarkan seseorang, mungkin seseorang yang bertugas mengawasi penguburan di beberapa bagian wilayah Saqqara, menurut pernyataan tersebut.
Salima Ikram, seorang profesor Egyptology di The American University di Kairo yang tidak terlibat dalam penggalian, mengatakan bahwa penemuan tersebut adalah "penemuan yang sangat menarik" dan mencatat bahwa "itu akan membantu kita untuk lebih memahami langkah-langkah berbeda dari proses mumifikasi."
Kemudian termasuk untuk memahami bahan dan alat yang digunakan, dan mungkin membuat perbandingan antara apa yang dilakukan pada manusia dibandingkan dengan hewan.
"Beberapa tempat pembuatan mumi telah ditemukan di Mesir," kata Ikram.
Teks sejarah dan temuan arkeologi menunjukkan bahwa "mungkin ada tingkat produksi massal tertentu" di bengkel mumifikasi hewan, sedangkan tempat pembuatan mumi manusia kemungkinan bekerja lebih lambat.
Seluruh keluarga tampaknya telah bekerja sebagai pembalsem, dan mungkin ada harga yang berbeda untuk tingkat pembalseman yang berbeda.
Zahi Hawass, mantan menteri barang antik yang tidak terlibat dalam pekerjaan ini, setuju bahwa ini adalah "penemuan yang sangat penting".
Dia mencatat bahwa pada tahun 2016, tempat pembuatan mumi manusia lainnya ditemukan di Saqqara. Tempat itu, ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh arkeolog Ramadan Badri Hussein, berasal dari dinasti ke-26 (sekitar 688 SM hingga 525 SM).
Hawass mencatat bahwa Tempat pembuatan mumi manusia yang baru ditemukan lebih besar dari yang ditemukan pada tahun 2016. Para arkeolog yang terlibat dalam penemuan baru tersebut tidak membalas permintaan komentar pada saat publikasi.
Source | : | Live Science,Egyptian Ministry of Tourism & Antiquities |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR