Nationalgeographic.co.id–Susanoo adalah dewa badai dalam Shinto dan mitologi Jepang. Dia adalah adik dari dewi matahari Amaterasu.
Apa yang terkenal dari dewa ini? Ia sangat tersohor berkat perilakunya yang bengal dan terkadang merusak. Akibatnya, Susanoo memiliki reputasi sebagai penipu.
Susanoo diasosiasikan dengan angin dan laut dan belakangan ini diasosiasikan dengan cinta dan pernikahan.
Susanoo memberikan pedang Kusanagi kepada saudara perempuannya Amaterasu dan kemudian menjadi bagian dari regalia Kekaisaran Jepang.
Bagi manusia, warisan dari Susanoo yang sangat berharga adalah pertanian. Sang dewa badai ini sangat dihormati di Jepang. “Kuil pemujaannya terletak di Provinsi Izumo,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.
Susanoo, si anak yang merepotkan dalam mitologi Jepang
Dalam mitologi Jepang, Susanoo lahir ketika ayahnya Izanagi mencuci hidungnya di Sungai Woto. Saat itu, Izanagi sedang melakukan ritual pembersihan setelah pengalaman buruknya di dunia bawah.
Awalnya, Susanoo memerintah Takama no Hara (Dataran Langit Tinggi) bersama saudara perempuannya Amaterasu. Tetapi sejak awal, Susanoo menimbulkan masalah dengan menghancurkan hutan dan gunung serta membunuh penduduk bumi. Karena alasan ini, dia diusir dari surga.
Memberikan perpisahan terakhir kepada saudara perempuannya, dewa badai sekali lagi menyebabkan kehancuran besar. Hal itu dilakukan dalam perjalanannya ke istana matahari.
“Bahkan gunung-gunung pun bergetar di belakangnya,” tambah Cartwright.
Saat itu, Amaterasu yakin kakaknya berniat buruk sehingga ia pun menantang Susanoo. Susanoo mengeklaim bahwa dia hanya ingin mengucapkan selamat tinggal.
Maka, untuk membuktikan niat baiknya dia mengatakan bahwa dia secara ajaib bisa membawa ke dunia lima dewa baru. Jika mereka ternyata menjadi menjadi laki-laki, itu akan membuktikan kejujurannya.
Susanoo kemudian mengambil kalung 500 permata milik saudara perempuannya, memakannya dan meludahkannya. Lima dewa pun lahir.
Dewa atau kami baru ini, bersama dengan tiga dewa wanita dari Amaterasu, menjadi nenek moyang bangsawan Jepang. Dewa wanita itu dihasilkan saat Amaterasu melakukan hal serupa dengan memakan pedang Susanoo. Setelah memakan pedang, tiga dewa wanita pun lahir.
Amaterasu mengasingkan diri karena ulah Susanoo
Penuh kegembiraan karena telah memenangkan tantangan dengan saudara perempuannya, Susanoo mengamuk lagi dalam perayaan. Sekali lagi, pohon-pohon dihancurkan.
Seakan masih belum cukup, Susanoo pun terus berulah. Untuk menambah penghinaan pada luka, Susanoo menguliti seekor kuda dewa dan melemparkannya ke atap istana tempat Amaterasu menenun.
Marah atas perilaku keterlaluan kakaknya, dewi matahari mengurung diri di dalam gua. Sang dewi baru keluar lagi setelah dewa dewi lain membujuknya.
Susanoo pun segera diasingkan dari surga. Dalam beberapa versi di mitologi Jepang, Susanoo tinggal bersama ibunya Izanami di Yomi, dunia bawah. Sedangkan versi lain dalam mitologi Jepang mengisahkan jika sang dewa badai menguasai dunia lautan.
Susanoo dan naga berkepala delapan dalam mitologi Jepang
Turun ke alam duniawi, Susanoo mendarat di Tori-kami di Provinsi Izumo. Saat mengembara di sepanjang Sungai Hai, dewa mendengar suara tangisan. Ia pun menyelidiki lebih lanjut.
Susanoo menemukan tiga sosok yang menyedihkan. Mereka adalah seorang lelaki, perempuan tua, dan putri muda mereka yang cantik. Semuanya menangis tak terkendali dan benar-benar ketakutan oleh sesuatu.
Saat ditanya, mereka memberi tahu dewa bahwa kesusahan mereka disebabkan oleh naga raksasa (dikenal sebagai Yamato-no-Orochi atau Koshi).
Naga tersebut datang meneror wilayah itu setiap tahun. Setiap kunjungan, makhluk mengerikan itu memakan salah satu putri pasangan tua itu.
Kini, hanya tinggal satu putri yang bertahan. Ia adalah Kusha-nada-hime. Susanoo melakukan tawar-menawar dengan mereka. Jika berhasil membunuh monster, dia boleh menikahi gadis cantik itu.
Menyetujui hal ini, orang tua mengikuti instruksi dewa. Atas perintah Susanoo, mereka menempatkan delapan cangkir berisi sake yang sangat kuat di setiap pintu masuk rumah mereka.
Setelah beberapa saat, naga itu tiba dengan api yang menyembur dari masing-masing dari delapan kepalanya. Ketika makhluk menakutkan itu mencium bau sake, ia tidak dapat menolak. Setiap kepala meminum dari salah satu cangkir.
Akibatnya, naga itu pingsan dalam keadaan mabuk dan Susanoo dengan acuh tak acuh keluar dari tempat persembunyiannya. Ia pun memenggal setiap kepala naga itu dengan pedangnya.
Kemudian membuka perut makhluk itu, Susanoo menemukan pedang khusus, Kusanagi atau 'pedang pemotong rumput'.
Pedang ini, dia berikan kepada saudara perempuannya, tidak diragukan lagi sebagai permintaan maaf atas kesalahannya sebelumnya.
Pedang itu kemudian diberikan oleh Amaterasu kepada cucunya Ninigi yang merupakan nenek moyang pertama keluarga Kekaisaran Jepang. Kusunagi menjadi bagian dari regalia kekaisaran dan kini disimpan di Kuil Atsuta dekat Nagoya.
Warisan Susanoo untuk manusia
Terlepas dari reputasinya sebagai anak nakal di antara para dewa Shinto di mitologi Jepang, Susanoo mewariskan peninggalan penting bagi manusia. Salah satunya adalah pertanian.
Dia juga berjasa mendirikan dinasti yang berkuasa di Izumo, melalui menantu laki-lakinya Oho-kuni-nushi. Izumo juga merupakan lokasi kuil utama Shinto yang didedikasikan untuknya.
Dalam seni Jepang, Susanoo paling sering digambarkan dengan rambut liar tertiup angin. Ia memegang pedang dan melawan monster berkepala delapan Yamato-no-Orochi.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR