Quetzalcoatl, memiliki nama Maya Kukulcán, yang diambil dari bahasa Nahuatl terdiri atas kata quetzalli yang berarti “bulu ekor burung quetzal [Pharomachrus mocinno],” dan coatl yang berarti “ular”. Atau jika diartikan keseluruhan menjadi “Ular Berbulu”.
Pharomachrus mocinno sendiri adalah seekor burung dalam keluarga burung luntur. Ini ditemukan dari Chiapas, Meksiko ke Panama barat. Terkenal karena bulunya yang berwarna-warni.
Representasi ular berbulu muncul sejak peradaban Teotihuacán (abad ke-3 hingga ke-8 M) di dataran tinggi tengah. Pada saat itu Quetzalcoatl tampaknya dianggap sebagai dewa tumbuh-tumbuhan, dewa tanah dan air yang terkait erat dengan dewa hujan Tlaloc.
Dengan imigrasi suku berbahasa Nahua dari utara, kultus Quetzalcoatl mengalami perubahan drastis. Budaya Toltec berikutnya (abad ke-9 hingga ke-12), berpusat di kota Tula, menekankan perang dan pengorbanan manusia yang terkait dengan pemujaan benda-benda langit. Quetzalcóatl menjadi dewa bintang pagi dan sore, dan kuilnya menjadi pusat kehidupan seremonial di Tula.
Selain penyamarannya sebagai ular berbulu, Quetzalcoatl juga sering digambarkan sebagai pria tua berjanggut, dan, sebagai Ehécatl, dewa angin. Dia ditampilkan dengan topeng dengan dua tabung yang menonjol (tempat angin bertiup) dan topi berbentuk kerucut khas suku Huastec di Meksiko tengah-timur.
Kuil Quetzalcóatl di Tenochtitlán, ibu kota Aztec, merupakan bangunan bundar, bentuk yang sesuai dengan kepribadian dewa sebagai Ehécatl. Kuil melingkar itu diyakini menyenangkan Ehécatl karena mereka tidak menawarkan hambatan angin yang tajam. Monumen bundar banyak terlihat di wilayah Huastec.
Source | : | Worldhistory.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR