Nationalgeographic.co.id—Pada pertengahan abad ke-16, Kekaisaran Jepang berkubang dalam perang saudara dan perselisihan. Perang-perang itu disebabkan oleh para penguasa yang memperebutkan kekuasaan, tanah, dan kekayaan. Seiring berlalunya waktu, samurai Oda Nobunaga, penguasa Owari muncul sebagai yang terkuat. Ia menaklukkan satu demi satu domain dengan tujuan untuk menyatukan seluruh negeri.
Bersama Toyotmo Hideyosi serta Tokugawa Ieyasu, ketiganya menjadi shogun terkuat yang pernah dikenal di Kekaisaran Jepang.
Di tengah kericuhan perang saudara, Hattori Hanzo Masanari lahir. “Ia adalah putra dari Hattori Hanzo pertama dan cucu seorang ninja,” tulis Diane Tincher di laman More Than Tokyo.
Seperti banyak pemuda dari kelas samurai, Masanari yang berusia 6 tahun dikirim untuk tinggal di kuil. Di kuil sekte Buddha Jodo Shinshu (Buddha Tanah Suci Sejati), ia mendapatkan pendidikan. Di sana, Masanari dengan cepat mendapatkan reputasi sebagai anak laki-laki yang kuat dan tak kenal lelah. Ia pun menjadi penganut Buddha Jodo Shinshu yang taat.
Begitu salehnya dia, sehingga para biarawan mendorongnya untuk menjadi biksu. Tapi Masanari tahu bahwa takdirnya terletak di tempat lain. Dia melarikan diri.
Masanari kemudian dibesarkan dalam jajaran panglima perang yang perkasa, Tokugawa Ieyasu. Kelak, Masanari menjadi seorang samurai tangguh yang terkenal karena keterampilan ninjanya di Kekaisaran Jepang.
Tumbuh dalam ketenaran
Tokugawa Ieyasu menghadapi pertempuran pertamanya dalam perjalanannya untuk menyatukan provinsi Mikawa. Saat itu Masanari telah menjadi salah satu pengikut tepercaya dan anggota pengawal pribadinya.
Selama kampanye ini, dengan sembunyi-sembunyi, Masanari memimpin serangan malam yang sukses di Kastel Kaminogo. Ia mendapatkan ketenaran dan memenangkan pujian yang tinggi dari Ieyasu. Sang pemimpin memberinya hadiah pribadi berupa cangkir sake dan tombak yang bagus.
Kelicikan, keberanian, dan kekuatannya dalam pertempuran membuatnya mendapat julukan, “Demon Hattori” atau Iblis Hattori di Kekaisaran Jepang.
Beberapa tahun kemudian, para biksu prajurit ikko (biksu) bangkit melawan Ieyasu. Banyak pengikut dekat Ieyasu justru berbalik melawan tuan mereka dan berpihak pada ikko. Namun Masanari yang saleh membuang kesetiaan agamanya dan berperang melawan ikko untuk membela Ieyasu.
Setia kepada tuannya di atas segalanya, Masanari menggunakan segala cara yang dia bisa untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Pada Pertempuran Anegawa, Masanari bertempur di garis depan, melakukan pembunuhan pertama dalam pertempuran dan terus bertempur. Pertempuran itu antara pasukan sekutu Oda Nobunaga dan Ieyasu melawan Klan Asai dan Asakura.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR