Kota pesisir panti utara Jaw aini terkenal dengan batik motif Phoenix hingga ke negara-negara jajahan Inggris seperti Singapura dan Malaysia.
Klenteng Cu An Kiong pun menjadi inspirasi karya Kelompok Gantari. Klenteng Cu An Kiong menyimpan banyak ragam hias simbolik Tiongha maupun motif akulturatif pada ukiran kayu, gambar mural hingga lukisan kayu.
Motif desain batik ini meliputi phoenix atau burung hong yang juga sering diidentifikasi sebagai merak karena phonix memiliki gambaran ekor merak. Selain itu ada juga motif bunga ornamen klenteng, awan, geometri, kelelawar, buah-buahan dan isen-isen khas Lasem.
Pemilihan warna merah merupakan representasi untuk kembali klasik, mengingat pewarnaan merah merupakan warna khas Lasem yang disebut merah ‘getih pitik’ atau darah ayam.
Warna "getih pitik' diakui oleh pelaku batik di Solo, Pekalongan, Yogyakarta dan Cirebon sebagai warna yang hanya dibuat di Lasem. Warna ini terkait dengan air di Lasem yang memiliki kandungan mineral khusus dari pegunungan Kendeng.
Nominator ketiga adalah Kelompok Nawasena dari Lasem. Symphony in Harmony. Judul ini menjadi semangat penciptaan karya yang terinspirasi dari perkembangan Islam di Lasem.
Islam hadir sebagai bagian dari sejarah panjang Lasem sejak masa prasejarah, klasik, kolonial hingga saat ini.
Perkembangan Islam di Lasem dimulai pada masa akhir Majapahit dan berproses dalam dinamika kehidupan damai dan harmonis. Desain motif batik terinspirasi oleh keberadaan Masjid Jami’ Lasem yang memiliki Mustaka bermotif Batara Kala peninggalan masa Klasik (Majapahit) yang dijadikan cungkup masjid pada masanya.
Kelompok Nawasena membuat interpretasi dengan memaknai Musataka Masjid Jami sebagai simbol toleransi dan penghormatan terhadap budaya lama yang masih dipertahankan sampai sekarang.
Komponen desain motif batik ini menggunakan beberapa motif yaitu mustaka, krisan, lintangan, kawung baganan, matahari, tanahan. Juga, arab pegon yang berisi petikan dari Gurindam 12 karya Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat yang terkenal dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia.
Lasem memiliki hubungan penting dengan Kesultanan Melayu sejak masa Kesultanan Melayu Pagaruyung dan Kesultanan Melayu Riau Lingga. Terutama pada masa Kesultanan Riau Lingga, Lasem menjadi pengimpor gambir, bahan yang digunakan sebagai penguat warna batik.
Hubungan Lasem dan Riau Lingga tidak hanya dagang namun juga terkait dengan perkembangan Islam melalui Jalur Rempah atau Jalur Sutra Laut.
Penulis | : | Agni Malagina |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR