Nationalgeographic.co.id—Sejarah Perang Dunia II tidak hanya dipenuhi dengan operasi dan pertempuran konyol di lapangan. Babak berdarah dalam peradaban umat manusia itu juga melibatkan strategi politik yang juga tidak kalah konyol.
Sebelumnya, Kekaisaran Jepang dan Nazi Jerman pada Desember 1941, membuat AS sebagai musuh mereka. Kekaisaran Jepang, menyerang Pearl Harbor, dan tidak memanfaatkan kemenangannya, sehingga AS kelak menjadi ancaman. Sementara Nazi Jerman, mendeklarasikan perang, tetapi tidak memiliki perekonomian yang mampu menandingi AS untuk diperangi.
Kali ini, Blok Poros punya musuh yang sama lainnya, Uni Soviet. Sebuah negara berpaham komunisme yang sebenarnya merupakan rival dari negara-negara Barat yang berpaham kapitalisme.
Uni Soviet sudah sejak lama menjadi musuh Kekaisaran Jepang. Permusuhan ini diwariskan sejak negeri itu masih menjadi Kekaisaran Rusia.
Sejak abad ke-19 akhir, Kekaisaran Jepang muncul sebagai kekuatan militer baru dengan peralatan teknologi dan industri ekonomi yang pesat. Mereka mencoba memperluas pengaruhnya, termasuk ke Korea, Tiongkok, dan kepulauan timur Rusia.
Kekaisaran Jepang dan Kekaisaran Rusia pun berperang pada tahun 1904. Perang ini berhasil dimenangkan oleh Kekaisaran Jepang, terutama setelah Pertempuran Tsushima tahun 1905. Kemenangan ini menguatkan ideologi Kekaisaran Jepang bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan Eropa, dan harus membebaskan negeri-negeri Asia lainnya yang dijajah bangsa Eropa.
Di satu sisi, menjelang Perang Dunia I, Kekaisaran Rusia berubah menjadi Uni Soviet setelah revolusi. Paham komunisme yang dibawa untuk menggulingkan monarki. Kekaisaran Jepang sebagai negara monarki membenci paham itu. Inilah yang pada akhirnya membawa Uni Soviet dan Kekaisaran Jepang juga bermusuhan dalam sejarah Perang Dunia II.
Sementara di Eropa, pada awal sejarah Perang Dunia II, Nazi Jerman dan Uni Soviet bersekutu. Tanggal 23 Agustus 1939, keduanya membuat Pakta Jerman-Soviet di mana kedua belah pihak berjanji untuk menyerang satu sama lain, berlaku selama 10 tahun, dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk waktu tambahan lima tahun.
Namun, Pakta Jerman-Soviet hanya berlangsung sebentar. Bagi Hitler, pakta non-agresi itu hanya manuver taktisnya untuk berkuasa di Eropa.
Konyolnya, Nazi Jerman justru menyatakan perang terhadap Uni Soviet pada Juli 1940, sebelum menghancurkan Inggris Raya yang punya kekuatan besar. Kekonyolan ini terletak pada sumber daya yang dimiliki Nazi Jerman untuk menghadapi Inggris dan sekutunya.
Mengutip dari Statista, PDB gabungan kerajaan Inggris—termasuk koloni dan negeri dominasinya—sebesar 683 miliar dolar AS. Inggris jelas sudah menjadi musuh Nazi Jerman sejak awal Perang Dunia II.
Source | : | National Geographic Indonesia,statista,Lessons from History |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR