Nationalgeographic.co.id—Cronus adalah putra Uranus dan Gaia dalam mitologi Yunani kuno. Ibu Cronus, Gaia, melahirkan beberapa anak Uranus. Di antaranya termasuk 12 anak kembar yaitu Iapetus dan Themis, Cronus dan Rhea, Hyperion dan Theia, Coeus dan Phoebe, Crius dan Mnemosyne, dan Oceanus dan Tethys.
Salah satunya Cronus, dia tumbuh dengan cepat, seperti dewa, dan menyadari kekuatannya yang luar biasa.
Uranus sudah menganggap anak-anak ini dengan masing-masing mempersonifikasikan kekuatan alam dengan caranya sendiri yang unik. Mereka bahkan diberi nama "Titan" sebagai pengakuan atas kekuatan luar biasa.
Tapi setelah Titan lahir, saudara kandung Cronus yang mengerikan juga lahir. Para Cyclops, kengerian dengan satu mata bulat mereka dan sifat mereka yang keras kepala, keras. Mereka tanpa emosi dan tidak pernah pantas untuk apa pun selain kehancuran.
Hecatonchires bahkan lebih buruk. Mereka luar biasa kuat dan ganas, bahkan lebih kuat dari para Cyclops yang perkasa. Dengan 100 lengan dan 50 kepala, Cottus, Briareus, dan Gynes benar-benar dibenci di mata ayah mereka, dan dia memenjarakan anak bungsunya di Tartarus.
Kisah pemerintahan Cronus dimulai ketika dia sendirian berdiri di samping ibunya untuk membebaskan saudara-saudaranya yang mengerikan.
Dia bertemu dengan ibunya, Gaia, di malam sunyi bersama si kembar lainnya. Dia tidak tahan melihat kesedihan dan keputusasaannya atas pemenjaraan anak-anaknya yang mengerikan.
“Anak-anakku, aku mencari pahlawan hebat di antara para Titan. Orang yang akan menggulingkan ayah mereka dan membebaskan saudara mereka!” Gaia berkata kepada mereka.
Hanya Cronus yang setuju untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Memanfaatkan kesempatannya, Cronus berkata, "Aku akan mendukungmu, ibu!"
Bersama-sama, mereka menyusun rencana, dan Cronus berjanji kepada ibunya bahwa anak-anaknya akan dibebaskan. Diam-diam, rencana mereka mulai terbentuk. Bahkan para dewa memiliki keinginan yang perlu dipuaskan, dan Uranus tidak terkecuali.
Cronus dapat mengenali bahwa Gaia diinginkan dan cantik. Gaia mengatur untuk bertemu dengan Uranus di malam hari, sementara Cronus diam-diam akan menunggu dalam penyergapan.
Bagaimanapun caranya, Uranus harus merasakan kepahitan yang sudah lama ditahan Gaia. Waktunya untuk balas dendam sudah dekat dan melalui balas dendam itu, kekuasaan datang.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR