Pada akhir abad ke-18, setelah Volga Cossack Host dibubarkan dan Garis Benteng Tsaritsyn menjadi usang, peran pertahanan Tsaritsyn menurun dan kepentingan industri kota tumbuh.
Tren ini berlanjut sepanjang abad ke-19 yang dibantu pada tahun 1860an dan 1870an dengan kedatangan jalur kereta api di Tsaritsyn, meningkatkan jaringan transportasi dan membawa industri baru ke Tsaritsyn.
"Selama Perang Saudara Rusia, Tsaritsyn dipandang sebagai kota yang strategis karena industri dan pelabuhannya," sebut Rusmania dalam artikelnya.
Menurut catatan tradisional sejarah Rusia, pemimpin Bolshevik, Joseph Stalin tertentu, tidak mematuhi perintah dari Moskow dan membawa bala bantuan dari Kaukasus untuk menguasai kota.
Setelah pertempuran golongan merah dan putih, Kota Tsaritsyn yang maju perindustriannya telah jatuh ke tangan golongan merah di bawah kaum Bolshevik.
"Setelah berada di bawah kendali Bolshevik yang kuat, kota ini menjadi pusat Kegubernuran Tsaritsyn yang baru didirikan pada tahun 1919," lanjutnya.
Pada tahun 1925, telah diputuskan bahwa Stalin akan mengganti nama kota. Namanya berubah dari Tsaritsyn menjadi Stalingrad sebagai pengakuan atas peran yang dimainkan Joseph Stalin dalam mempertahankan kota selama Perang Saudara.
Signifikansi strategis kota sekali lagi ditunjukkan selama Perang Dunia Kedua ketika Nazi Jerman berharap untuk merebut kota dan sepenuhnya memisahkan Uni Soviet dari ladang minyak Kaukasus.
Nazi memulai serangan pada akhir musim panas 1942 dan berhasil menguasai sebagian besar kota tetapi kemudian harus berjuang untuk setiap bangunan yang dipertahankan dengan gagah berani dan keras kepala oleh Soviet.
Pada bulan November 1942, Tentara Merah melancarkan serangan balasannya, dengan nama sandi Operasi Uranus (Uran), yang berhasil mengepung Angkatan Darat keenam Jerman.
Angkatan Darat keenam diperintahkan untuk menahan kota sementara pasokan diterbangkan. Lalu, pada Februari 1943, bandar udara Jerman terakhir telah direbut oleh Soviet dan Angkatan Darat keenam Nazi dengan cepat kehabisan persediaan dan amunisi.
Source | : | Rusmania |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR