Nationalgeographic.co.id—Sejarah peradaban Aztec yang berkembang pada abad ke-14 hingga jatuhnya Kekaisaran Aztec pada tahun 1519 adalah masyarakat yang berbasis di sekitar pertanian.
Sebagian besar suku Aztec akan menghabiskan hari-hari mereka dengan bekerja di ladang atau mengolah makanan untuk ibu kota besar mereka, Tenochtitlan. Karena lebih mudah bercocok tanam daripada berburu, pola makan Aztec berbasis tumbuhan dan berfokus pada beberapa makanan utama.
Kebanyakan suku Aztec makan dua kali sehari. Pertama setelah beberapa jam kerja pagi, dan yang kedua selama jam terpanas hari itu sekitar pukul 3.
Sarapan biasanya berupa bubur jagung dengan cabai atau madu, atau tortilla, kacang-kacangan dan saus. Sore hari, makanan utama terdiri dari tamale, buncis, tortilla, dan casserole berisi labu dan tomat.
Pesta
Perjamuan dan pesta, serta upacara yang mengelilinginya, memainkan peran kunci dalam budaya Aztec. Pesta ditentukan oleh kalender agama, dan digunakan sebagai tampilan kekayaan materi. Mereka menampilkan nyanyian, tarian, mendongeng, pembakaran dupa, persembahan, tembakau, bunga, dan pemberian hadiah.
Perayaan akan dimulai pada tengah malam. Beberapa peserta akan minum coklat dan mengkonsumsi jamur halusinogen sehingga mereka bisa menceritakan pengalaman dan penglihatan mereka kepada tamu lainnya.
Sebelum makan, setiap tamu akan menjatuhkan makanan di tanah sebagai persembahan kepada dewa Tlaltecuhtli.
Puasa
Dalam semua aspek kehidupan, suku Aztec menekankan penghematan, kesederhanaan, dan moderasi. Semua anggota masyarakat Aztec melakukan puasa sampai batas tertentu. Tujuan utama puasa suku Aztec adalah menjauhkan diri dari garam dan cabai.
Setiap 52 tahun sekali selama upacara Api Baru, beberapa pendeta akan berpuasa selama satu tahun penuh. Rakyat jelata juga melakukan puasa, tetapi tidak terlalu ketat.
Persiapan makanan
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR