Ketika negara hampir bersatu, Zhao Kuangyin dengan damai mengambil kembali kekuatan militer dari semua jenderalnya. Dalam beberapa tahun, dia terus memberikan uang kepada para jenderal itu, bersekutu dengan mereka melalui pernikahan, dan memindahkan mereka ke posisi berbeda.
Pada akhirnya, ketika para jenderal itu akhirnya menyadari bahwa mereka telah kehilangan kekuasaan dan kendali atas pasukannya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima.
Setelah itu, kaisar Zhao Kuangyin memegang kendali mutlak atas pasukan kerajaan dan daerah. Kemudian, dia menerbitkan banyak kebijakan administratif untuk meningkatkan kekuasaan terpusat dan memecah belah serta melemahkan otoritas menteri yang berpengaruh.
Berkat dia, sepanjang Dinasti Song, panglima perang dan kasim tidak pernah memiliki kekuatan atau kesempatan untuk mengancam kaisar atau memanipulasi politik.
Kaisar Zhao Kuangyin percaya bahwa para jenderal dengan pasukan dan kekuatan militer yang mandiri akan sangat merusak. Mereka mampu memulai perang skala besar dan menyebabkan kerusakan besar, seperti Pemberontakan An-Shi selama pemerintahan.
Di bawah komando Kaisar Zhao Kuangyin, sistem Ujian Kekaisaran semakin disempurnakan dengan menyegel nama peserta pada kertas ujian, menggunakan gaya tulisan tangan standar untuk menyalin semua esai sebelum menilainya, mengisolasi penguji, dan menguji ulang orang dari keluarga kaya dan berkuasa. untuk memastikan kemampuan mereka sesuai dengan hasil mereka.
Dengan melakukan ini, hasil akhir dapat menunjukkan bakat orang secara akurat, sementara korupsi dan kecurangan dapat dihindari secara efisien.
Selama masa pemerintahannya, ekonomi, pertanian, sastra, seni, dan sains berkembang dengan baik.
Kematian Kontroversial Kaisar Zhao Kuangyin
Suatu hari, Kaisar Taizu mengundang adik laki-lakinya Zhao Guangyi untuk minum anggur. Setelah hari mulai larut, dia mengizinkan saudaranya untuk menginap di istana kerajaannya.
Keesokan paginya, Kaisar Zhao Kuangyin ditemukan tewas. Saudaranya Zhao Guangyi merebut takhta dan menjadi kaisar berikutnya dari Dinasti Song. Legalitas saudaranya sebagai kaisar telah lama dipertanyakan dalam sejarah Tiongkok.
Beberapa orang menduga saudaranya mungkin telah membunuh Kaisar Zhao Kuangyin untuk naik takhta.
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR