Nationalgeographic.co.id—Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengumumkan bahwa benua Eropa telah mencapai rekor suhu tertinggi sejak tahun 1977. Rekor suhu tertinggi di benua Eropa itu diukur dengan gelompang panas yang terjadi akibat perubahan iklim.
Organisasi Meteorologi Dunia adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani kerja sama antarbangsa di bidang meteorologi. Lembaga ini menyimpan arsip cuaca dan iklim ekstrem di seluruh dunia.
Badan khusus PBB ini dengan susah payah memverifikasi setiap catatan yang diklaim termasuk untuk suhu, curah hujan, kekeringan, kecepatan angin, dan kilat.
Dalam pengumumannya belum lama ini, PBB menyatakan bahwa suhu 48 derajat celcius yang tercatat di pulau Sisilia pada tahun 2021 telah diverifikasi sebagai rekor suhu tertinggi Benua Eropa.
"Organisasi Meteorologi Dunia telah menerima rekor suhu baru untuk benua Eropa sebesar 48,8 derajat Celcius (119,8 derajat Fahrenheit) diukur di Sisilia pada 11 Agustus 2021," kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu.
Komite ahli telah memverifikasi keakuratan pembacaan suhu, tetapi belum menerbitkan laporan lengkapnya. “Ada kemungkinan bahwa rekor ini dapat dipecahkan dalam di masa akan datang karena gelombang panas semakin meningkat.”
Untuk benua Eropa, Rekor suhu tertinggi yang terverifikasi sebelumnya dan tercatat adalah 48 derajat celcius (118,4 derajat Fahrenheit), ditetapkan di Athena pada 10 Juli 1977.
Rekor suhu baru biasanya akan diumumkan dalam jurnal peer-review tetapi WMO mengatakan belum memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Namun, mengingat panas ekstrem akibat perubahan iklim saat ini yang terjadi di Eropa, suhu ekstrem pada tahun 2021 di Sisilia adalah rekor suhu tertinggi. Organisasi Meteorologi Dunia telah memverifikasi bahwa suhu yang tercatat di Sisilia tahun 2021 itu telah dikonfirmasi sebagai rekor suhu tertinggi di benua Eropa.
Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan akan memeriksa catatan suhu baru yang potensial dari gelombang panas saat ini. Peningkatan suhu akibat perubahan iklim terus meningkat dan mengkhawatirkan.
Gelombang panas yang intens telah mencengkeram Amerika Serikat bagian selatan, Mediterania, Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia, termasuk Tiongkok.
Source | : | Science Alert,World Meteorological Organization |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR