Tapi apakah alasan di balik pemilihan Aleksander Agung sebagai panutan?
Setelah berhasil menyelesaikan kampanye Jermaniknya, Caracalla berangkat dari Roma pada tahun 214 Masehi. Menuju ke timur dalam perang melawan Parthia, dia segera menjadi Aleksander Agung, menurut Herodian. Sejarawan melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana lukisan atau patung Aleksander dapat ditemukan di seluruh kekaisaran Caracalla.
Karena Aleksander Agung terpesona pada pahlawan mitos Yunani kuno— terutama Achilles — Caracalla juga memberi penghormatan kepada Achilles. Misalnya, ia melakukan pengaturan pengurbanan dan hiburan di Makam Achilles.
Obsesi Caracalla untuk menjadi Aleksander yang baru adalah cara untuk mengomunikasikan pendekatan khusus pemerintahannya kepada rakyatnya. Karena daya tarik yang terus berlanjut dengan raja Makedonia di dunia kuno, dia berperan sebagai sosok yang sangat dikenal. Meniru Aleksander menawarkan Caracalla cara yang nyaman untuk mengomunikasikan otoritas dan statusnya di kekaisaran, terutama di timur.
Tindakan meniru itu digunakan oleh sejarawan kuno untuk merendahkan pemerintahan Caracalla. Namun pada kenyataannya, itu adalah politik alih-alih megalomania. Untuk serangan militer ke Parthia, Caracalla memosisikan diri sebagai penakluk besar Persia dari dunia kuno. Caracalla seakan menyampaikan pesan kepada rakyat bahwa serangan militer akan berhasil.
Apakah Caracalla berhasil setelah meniru Aleksander Agung?
Upaya Caracalla untuk hidup sesuai dengan model Aleksander Agung itu gagal. Pada tahun 217 Masehi, kaisar dibunuh di gurun oleh prajuritnya.
Setelah itu, kaisar baru pun menjadikan Caracalla dan Aleksander Agung sebagai model. “Mereka mengikuti jejak Caracalla,” Johns menambahkan.
Mereka berusaha menghubungkan diri dengan kaisar sebelumnya untuk mendapatkan legitimasi. Hal ini sama seperti para jenderal Alexander mencoba menggunakan mantan raja untuk melegitimasi perebutan kekuasaan mereka.
Sepeninggal Caracalla, nama Aleksander sekali lagi menjadi identik dengan pemerintahan di Kekaisaran Romawi.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR