Komitmen untuk terus tumbuh, berubah, dan pada dasarnya menjadi lebih dari ibu mereka yang sering kali kurang terlihat adalah tema yang bertahan dari generasi ke generasi. Ruth memberi tahu Barbie, "Aku tahu kamu akan selalu mengejutkanku."
Penelitian Efek Boneka Barbie pada Citra Tubuh
Barbie ternyata memiliki efek pada citra tubuh perempuan. Hal ini terbukti dengan studi klasik yang diterbitkan pada tahun 1995 di The International Journal of Eating Disorders yang menentukan perubahan (dalam inci) yang diperlukan seorang wanita untuk mendekati sosok Barbie.
Dengan menggunakan pengukuran pinggul sebagai konstanta, seorang wanita harus lebih tinggi 24 inci, menambah panjang lehernya 3,2 inci dan menambah dadanya 5 inci, sambil menurunkan pinggangnya sebesar 6 inci.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2006 menemukan bahwa anak perempuan berusia 5-8 tahun yang bermain dengan Barbie dalam percobaan menginginkan tubuh yang lebih kurus daripada anak perempuan yang tidak bermain dengan boneka itu.
Namun eksperimental "Efek gambar tubuh Barbie" tidak bertahan ketika gadis yang lebih tua dalam sampel diuji ulang. Meski demikian, para peneliti masih memperingatkan bahwa "Paparan awal terhadap boneka yang melambangkan tubuh kurus ideal yang tidak realistis dapat merusak citra tubuh anak perempuan."
Sebuah studi yang berjudul Exposure to Barbie: Effects on thin-ideal internalisation, body esteem, and body dissatisfaction among young girls” menunjukkan bahkan melihat gambar Barbie tampaknya meningkatkan preferensi anak perempuan untuk sosok kurus.
Studi ini juga mempertimbangkan konsekuensi dari anak perempuan yang melihat atau bermain dengan Barbie yang sebenarnya. Meskipun ketidakpuasan tubuh tidak berkurang mengikuti salah satu kondisi eksperimental, preferensi untuk sosok kurus memang meningkat.
Jika Anda berpikir, bagaimana dengan Barbie baru? Yang lebih beragam dalam ukuran dan bentuk tubuh? Nah, para peneliti telah mempelajarinya juga.
Faktanya, dalam sebuah penelitian, anak perempuan ditemukan lebih menyukai boneka Barbie yang asli, tinggi, dan mungil daripada Barbie yang melengkung, yang paling tidak ingin mereka mainkan. Dalam penelitian lain, anak perempuan paling menyukai Barbie mungil (bukan kemenangan untuk kepositifan tubuh).
Dalam sebuah artikel, Barbie Made to Move® juga dilaporkan berdampak negatif pada citra tubuh (dibandingkan dengan Lego Friends), meskipun bentuknya yang lebih fleksibel mungkin diciptakan untuk memberdayakan perempuan.
Kini Barbie telah menjadi mainan sejuta umat bagi anak perempuan di seluruh dunia. Sekitar 90 persen anak perempuan berusia 3-10 tahun memiliki Barbie, dan di AS, anak perempuan berusia 3-6 tahun cenderung memiliki sekitar selusin Barbie.
Source | : | pschology today |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR