Memang, sebagian besar bukti manfaat kakek dan nenek berasal dari mamalia dan jarang di spesies lain. Namun pada tahun 2010, penelitian koloni serangga yang disebut kutu daun pembentuk empedu (Quadrartus yoshinomiyai) menunjukkan hal tersebut.
Para peneliti melaporkan temuan mereka dalam makalah di jurnal Current Biology dengan judul "Altruistic Colony Defense by Menopausal Female Insects." Studi itu mengungkapkan bahwa betina yang lebih tua mempertahankan kerabatnya setelah mereka berhenti bereproduksi.
Selanjutnya, hasil penelitian tahun 2007 di jurnal Evolution menemukan bahwa burung pengicau Seychelles betina yang lebih tua (Acrocephalus sechellensis) kadang-kadang membantu keturunan mereka membesarkan anaknya.
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dengan judul "Grandparent Helpers: The Adaptive Significance of Older Postdominant Helpers in The Seycheles Warbler."
Dan bagaimana dengan kakek? Studi terhadap manusia dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kakek yang masih hidup dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang dan indikator kesejahteraan lainnya, kata Lahdenperä.
Akan tetapi, tidak ada bukti serupa tentang itu di dunia hewan. Jantan di dunia hewan jarang bersosialisasi dengan keturunannya sendiri, apalagi keturunan selanjutnya.
"Pejantan biasanya berfokus pada menghasilkan (lebih banyak) keturunan mereka sendiri, dan tidak terlalu peduli," kata Lahdenperä.
Source | : | Live Science,Scientific Reports,Current Biology,Journal of Evolution |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR