Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi seakan tidak pernah kekurangan kisah unik seputar kaisarnya. Salah satu penguasa yang terkenal “gila” dalam sejarah romawi adalah Caligula. Menurut cerita, Caligula sempat melantik kuda kesayangannya, Incitatus, menjadi konsul Romawi.
Kisah Caligula yang menjadikan kuda kesayangannya sebagai konsul telah lama menggelitik imajinasi. Kuda itu bahkan berhasil masuk ke Oxford Dictionary of Phrase and Fable. Definisinya untuk nama “Incitatus” berbunyi nama kuda Caligula, dijadikan konsul oleh kaisar.
Salah satu bukti terbesar dari keabadian Incitatus adalah fakta bahwa ia memiliki laman Wikipedia sendiri.
Ada bukti kuno yang menyebutkan rencana untuk menjadikan Incitatus sebagai konsul. Namun kita harus mengetahui fakta bahwa kuda Caligula sebenarnya tidak pernah menduduki posisi di senat.
Benarkah kuda kesayangan Kaisar Romawi Caligula diangkat menjadi konsul?
Konsul adalah hakim tertinggi di Republik Romawi. Ketika Romawi berubah menjadi kekaisaran, posisi itu masih ada. Di era Kekaisaran Romawi, konsul adalah jabatan kehormatan. Kaisar menggunakan jabatan konsul untuk memberi penghargaan kepada senator yang setia.
Mengenai kuda Caligula, sumber-sumber kuno tidak ambigu dalam kesaksian mereka: kuda itu tidak dijadikan konsul.
Akan tetapi, penulis biografi Suetonius melaporkan bahwa kaisar “memanjakan” Incitatus. Kuda itu memiliki kandang marmer, palungan gading, selimut ungu, dan perlengkapan mewah. Incitatus bahkan memiliki budaknya sendiri.
Suetonius juga menulis, “… juga dilaporkan bahwa dia menunjuk Incitatus ke konsul.”
Sumber kuno lainnya, sejarawan Cassius Dio, memberikan versi yang sedikit berbeda. “…dan dia bahkan berjanji untuk menunjuk Incitatus menjadi konsul. Dan dia pasti akan melakukan ini, jika dia hidup lebih lama.”
Catatan dua sejarawan kuno mungkin berasal dari pernyataan tidak langsung yang dibuat oleh Caligula bahwa dia akan menjadikan Incitatus sebagai konsul. Meskipun akhirnya sang kaisar tidak pernah mengambil tindakan lebih lanjut.
Mengapa Caligula mengatakan ini? Salah satu teori paling populer adalah bahwa kaisar mengkritik para konsul. Konsul dianggap seperti keledai sehingga Caligula mungkin ingin memasukkan kudanya ke dalam kelompok elite ini.
Incitatus berarti bergerak cepat. Sejarawan David Woods menyatakan bahwa nama itu dimaksudkan sebagai penghinaan yang ditujukan kepada satu konsul, Asinius Celer. Asinius Celer berarti keledai cepat.
Lelucon Caligula sang pelawak telah ditafsirkan sebagai fakta sejarah Romawi.
Pesta untuk sang kuda
Caligula sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan pendahulunya dalam sejarah Romawi. Contohnya Augustus yang menganggap dirinya sebagai politisi alih-alih raja atau kaisar. Penggantinya, Tiberius, mencoba menolak sebanyak mungkin penghargaan monarki.
Caligula, di sisi lain, adalah seorang pria muda yang riuh di usia pertengahan dua puluhan. Dia ingin bereksperimen dengan peluang yang dimiliki berkat posisinya. Caligula mengadopsi upacara dan pakaian yang lebih sesuai dengan raja-raja timur. Singkatnya, Caligula ingin menjadi—dan terlihat sebagai—seorang raja.
Pemuda Romawi menyukai pacuan kuda. Caligula mencurahkan perhatian pada Incitatus. Ia mengadakan pesta untuk teman-temannya di istal besar kuda. Di sana, Incitatus adalah tuan rumahnya.
Caligula tidak cocok dengan aristokrat Romawi, yang ingin kaisar menghormati mereka dan institusi Republik seperti konsul.
Kita dapat dengan mudah membayangkan Caligula dan teman minumnya mencerca konsul yang yang seperti “kedelai”. Lalu kaisar mungkin menyatakan bahwa Incitatus akan segera bergabung dengan barisan konsul.
Kaisar yang menciptakan banyak musuh dalam sejarah Romawi
Menurut penulis biografinya Suetonius, Caligula percaya dirinya sebagai dewa dan sering berkata: "Ingatlah bahwa saya memiliki hak untuk melakukan apa pun kepada siapa pun." Ia kerap mempermalukan para senator dengan membuat mereka berlari di belakangnya. Juga memaksa mereka bertarung demi kesenangannya.
Suetonius menulis, "Ketika para konsul lupa mengumumkan hari lahirnya, dia menggulingkan mereka. Juga meninggalkan negara bagian itu selama tiga hari tanpa hakim tertinggi."
Caligula menghabiskan banyak uang selama masa pemerintahannya, baik untuk proyek penting maupun proyek sembrono. Sang kaisar tidak ragu untuk menggunakan segala macam tipu daya dan pemerasan untuk mendanai pengeluarannya yang berlebihan.
Pajak tinggi ditetapkan, warisan disita, dan warga kaya terkemuka mendapati diri mereka tunduk pada tindakan hukum. Harta benda tidak ada yang aman. Banyak yang hidup dalam ketakutan jadi target berikutnya dari tingkah Caligula.
Tidak heran, ia pun menjadi musuh banyak orang dan mereka berusaha untuk membunuhnya.
Dalam hidupnya yang singkat hanya 29 tahun, ia mengalami tragedi yang mengerikan. Mulai dari kebencian yang mendalam terhadap orang-orang yang membunuh keluarganya, kekuatan besar sebagai Kaisar Romawi, dan akhirnya, kematian yang brutal.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, perilakunya menjadi sangat aneh dan ekstrem sehingga banyak yang percaya bahwa dia menderita kegilaan. Beberapa orang mengatakan dia menjadi gila karena peristiwa dalam hidupnya. Sementara yang lain mengatakan dia mungkin sakit jiwa atau menderita efek penyakit.
Begitulah kisah Kaisar Romawi Caligula dalam sejarah Romawi. Kita seakan tidak pernah kehabisan cerita soal si gila Caligula.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR