Banyak lukisan dinding dan patung dari Kreta Minoan yang menggambarkan wanita dalam posisi otoritas keagamaan, membuat para ahli berpendapat bahwa pendeta wanita memainkan peran penting dalam praktik keagamaan Minoa.
Pendeta ini sering digambarkan dengan simbol otoritas, seperti kapak ganda atau simpul sakral, dan terkadang ditampilkan dalam tindakan melakukan ritual, seperti menuangkan persembahan atau memegang ular suci.
Keunggulan pendeta wanita dalam agama Minoa mungkin mencerminkan pentingnya pemujaan dewi dalam masyarakat Minoa.
Orang Minoa menyembah sejumlah dewa wanita, termasuk kemungkinan Dewi Agung, dan kemungkinan besar pendeta wanita bertanggung jawab untuk melakukan ritual untuk menghormati dewi-dewi ini.
Peran pendeta wanita juga dapat mencerminkan status wanita dalam masyarakat Minoan, yang umumnya diyakini lebih egaliter daripada masyarakat kontemporer lainnya.
Sementara pendeta wanita tampaknya menonjol dalam agama Minoan, tokoh agama laki-laki atau pendeta juga hadir.
Pendeta ini lebih jarang digambarkan dalam seni Minoa, tetapi ketika mereka muncul, mereka sering ditampilkan berhubungan dengan banteng, menunjukkan peran dalam ritual yang berhubungan dengan banteng.
Kehadiran pendeta wanita dan pendeta dalam agama Minoan menunjukkan hierarki keagamaan yang kompleks, dengan individu yang berbeda bertanggung jawab atas aspek praktik keagamaan yang berbeda.
Peran biksu dan pendeta dalam masyarakat Minoa tidak sebatas melakukan ritual. Mereka terlibat dalam administrasi ruang sakral, penyelenggaraan festival keagamaan.
Sebagai perantara antara alam manusia dan alam dewa, mereka memegang posisi otoritas dan rasa hormat yang tinggi dalam masyarakat Minoa.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR